Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cuci Tangan Jadikan Gaya Hidup

Kompas.com - 19/09/2008, 02:28 WIB

CUCI tangan perlu menjadi gaya hidup. Pasalnya dari kebiasaan sederhana ini kualitas kesehatan kita pun bakal meningkat. Kebiasaan ini penting dimulai sejak kanak-kanak.

"Lebih sulit mengubah kebiasaan orang daripada memulai menumbuhkan kebiasaan mencuci tangan," jelas Dr. Handrawan Nadesul, di Jakarta, Kamis (18/9).

Kata Hans, begitu dokter ini kerap disapa, ada banyak penyakit yang bisa ngendon dalam tubuh kita bila kerap lalai mencuci tangan. Mulai dari bisul, jerawat, tifus, leptospirosis, jamur, polio, disentri, diare, kolera, cacingan, hepatitis A, SARS hingga flu burung.

Penyakit-penyakit ini dengan mudah memasuki tubuh lewat tangan yang tercemar kuman, virus, parasit. Entah saat memegang pintu, memijit tombol lift, bersalaman, memegang uang, kursi atau barang apa saja.

Dari tangan yang tercemar, kuman masuk ke mulut lewat makanan yang kita pegang. Jadi tangan menjadi jembatan tersebarnya kuman dari kotoran atau tinja ke mulut.

"Karena itu penyakit-penyakit seperti gastroenteritis, kolera, disentri, tifus, cacingan, hepatitis A, leptospirosis, polio dan candidiasis disebut sebagai infeksi fecal-oral. Fecal itu tinja dan oral itu mulut." jelas Hans.

Beban ongkos gara-gara menyelepekan kebiasaan ini cukup besar. Cacingan misalnya. Kasus cacingan yang kerapkali menyerang anak usia 5 hingga 14 tahun ini menghabiskan biaya pengobatan hingga 30-33 miliar per tahun. "Itu menurut data dari WHO," jelas Hans.

Padahal angka kasus diare di Indonesia mencapai 301 per 1.000 penduduk dan angka tifus mencapai 300-810 per 1.000 penduduk. Masih ditambah dengan kasus lainnya. Akibat sanitasi yang buruk dan kebiasaan yang tidak sehat ini ongkos yang dibuang Pemerintah Indonesia setiap tahunnya menurut WHO mencapai 6 miliar dolar Amerika.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com