Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Duh, 70 Persen Penduduk Tak Obati Gigi dengan Benar!

Kompas.com - 13/06/2009, 02:44 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Sekitar 70 persen dari jumlah penduduk yang mengalami dan mengeluh sakit gigi melakukan pengobatan sendiri dengan cara yang belum tentu benar. Demikian ungkap drg Aditya Pribadi di Jakarta, Jumat.      

Menurut Aditya, pengobatan sakit gigi oleh sendiri yang kurang tepat banyak dilakukan masyarakat. Misalnya, minum atau makan obat yang sebenarnya tidak dibutuhkan karena hanya menahan rasa sakit sementara seperti antibiotik atau menggunakan minyak cengkeh atau getah daun jarak.

"Data tepatnya ada di Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI), namun setiap penderita sakit gigi yang berobat ke dokter gigi, 69,3 persen mereka telah gunakan obat-obatan pereda nyeri yang tidak diperlukan," kata Aditya tanpa menyebutkan jumlahnya penderitanya.

Padahal, kata Aditya, sakit gigi itu hanya bisa dilakukan dengan cara giginya dibersihkan dan ditambal bila ada gigi yang bolong atau dengan perawatan saraf berupa mematikan dan mengangkat syaraf yang sudah mati, jika penyakit gigi itu sudah sampai pada syaraf.

Ia mengatakan, perawatan gigi dan mulut yang tidak tepat dapat memicu penyakit lain seperti sakit kepala, mata, bahkan penyakit yang lebih berbahaya seperti jantung, strooke, diabetes dan kelahiran prematur.

"Bahkan berdasarkan sebuah penelitian, ternyata dari sejumlah kasus penyakit jantung, 54 persen pasien memiliki riwayat penyakit gusi," kata dia.
       
Menurutnya, penyebaran penyakit gigi ke organ tubuh lain bisa dibuktikan melalui teori fokal infeksi, yakni penyakit kronis disuatu tempat yang bisa memicu penyakit di tempat lain. Begitu juga dengan racun, sisa kotoran, maupun mikroba penginfeksi pada gigi dan mulut bisa menyebar ke tempat lain dalam tubuh seperti ginjal, jantung, mata serta kulit.
       
"Banyak ketidakfahaman masyarakat terhadap berbagai fakta mengenai gigi dan mulut, selain itu banyak orang yang enggan memeriksakan gigi ke dokter apalagi secara berkala," kata dia.
       
Sementara itu, brand manager Pepsoden, Amalia Sarah Santi mengatakan, dengan diluncurkannya layanan www.tanyapepsoden.com, untuk memberikan kemudahan kepada masyarakat memperoleh informasi dan mengenali beragam permasalahan gigi dan mulut serta berbagai cara pencegahan dan solusinya.
       
"Melalui situs ini, kebutuhan masyarakat Indonesia terhadap permasalahan kesehatan gigi dan mulut dapat terjawab," kata Amalia.  

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com