Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menjadi Pendengar yang Lebih Baik

Kompas.com - 12/10/2009, 11:14 WIB

KOMPAS.com - Tak inginkah Anda menjadi tempat curhat, orang yang selalu dicari teman saat ada kabar sedih atau gembira? Untuk menjadi tempat  "berlabuh" bagi teman-teman, yang dapat Anda lakukan adalah menjadi pendengar yang baik.

Namun, sebenarnya ada lebih banyak alasan mengapa kita perlu mengembangkan kemampuan untuk mendengarkan, daripada sekadar untuk memenangkan hati teman-teman. Mendengarkan curhat seorang rekan bisa membantu menyembuhkan rasa sakitnya, dan membangun hubungan dengannya. Mendengarkan juga memberikan kita kemampuan untuk memahami dan berempati, untuk menatap dunia dari sisi orang lain. Dengan sendirinya hal itu juga akan mengajarkan kita kebijakan, dan kecerdasan. Yang paling penting, kita bisa memberikan sesuatu yang paling didambakan orang-orang di sekitar kita, yaitu waktu, perhatian, dan sesuatu yang berharga.

Mendengarkan dengan efektif merupakan kombinasi dari dua kunci kemampuan berkomunikasi, yaitu mendengarkan dan membenarkan. Meskipun kita mampu mendengarkan seluruh pesan rekan kita (tanpa menginterupsinya), seringkali kita salah mengartikannya, karena kita mendengarkan dengan pemahaman, pengalaman, atau prasangka kita. Padahal, hanya dengan memahami dengan tepat apa yang dimaksud, kita dapat merespons dengan semestinya.

Tentu, tidak mudah menjadi pendengar yang baik, namun hal ini dapat dipelajari. Berikut adalah tips mendengarkan dari Intent.com:

1. Berikan perhatian penuh pada teman Anda.
Teman yang ingin berbagi cerita sedih atau gembira, tentu ingin dirinya didengarkan, bukan mendengarkan Anda berbicara. Maka, berhentilah berbicara, dan singkirkan dulu laptop, TV, atau ponsel Anda. Perhatikan juga bahasa tubuh Anda. Cara Anda menatap lawan bicara, cara Anda duduk atau berdiri, menunjukkan perbedaan besar bagi dirinya. Posisi mendengarkan yang baik tidak hanya menyingkirkan pengalih perhatian, tetapi juga meningkatkan kemampuan untuk berkonsentrasi. Hal itu juga menunjukkan bahwa kita mendengarkan dengan terbuka, dan mendahulukan kepentingan lawan bicara.

2. Bersabar.
Tidak semua orang bisa berbicara dengan baik, atau secara runut. Seringkali orang butuh waktu lebih lama untuk menemukan kata-kata yang tepat untuk menyatakan maksudnya, atau menjernihkan suatu masalah. Orang yang lain terlalu terbawa emosi sehingga tidak dapat menyampaikan maksudnya dengan jelas. Jika memungkinkan, mintalah teman Anda untuk menjelaskan lebih lanjut, atau memberikan contoh. Hal itu akan membantunya berbicara lebih seksama, dan membuat Anda lebih mudah mendengarkan dan memahaminya.

3. Simpan dulu emosi Anda.
Jika apa yang dikatakan teman membuat Anda tersinggung, tahan dulu emosi Anda, dan cobalah mendengarkan lebih hati-hati, dengan perhatian penuh pada maksudnya dan makna sesungguhnya dari kata-kata yang dikeluarkannya. Ketika kita marah, takut, atau sedih, kita sering tidak dapat menangkap bagian penting dari apa yang dikatakan.

4. Tahan dulu kesimpulan Anda.
Jangan langsung membuat kesimpulan, atau melemparkan opini, pertahanan diri, kritik, atau argumentasi. Seorang pendengar yang baik tidak menilai lawan bicara, atau bereaksi, sampai pembicaraan selesai. Jika Anda merespons dengan cara yang membuat lawan bicara Anda bertahan dengan pendapatnya, bahkan jika Anda memenangkan argumentasi tersebut, Anda akan kehilangan sesuatu yang mungkin jauh lebih bernilai.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com