Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alih Profesi demi Berdagang Pernak-pernik Imlek

Kompas.com - 11/02/2010, 11:01 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Tahun Baru Imlek yang jatuh pada tanggal 14 Februari 2010 tinggal menghitung hari. Bisnis pernak-pernik Imlek pun mulai menggeliat. Pedagang kagetan di pinggir Jalan Pancoran Pasar Glodok tampak memenuhi pinggir jalan menjual pernak-pernik Imlek, seperti amplop angpau dan hiasan gantungan khas Imlek.

Beberapa dari mereka bahkan rela beralih profesi demi menjual pernik musiman ini. Misalnya Aris, pedagang pernak-pernik Imlek yang sehari-harinya bekerja di pabrik sablon. Dia nekat meninggalkan pekerjaannya untuk sementara dan mengejar peruntungannya sebagai pedagang pernik Imlek.

Masalah modal, dia cukup merogoh Rp 500.000 dan berharap sanggup memboyong keuntungan yang berlipat. "Modal awalnya Rp 500.000. Ya itu dari mana-mana, ngutang dulu kanan kiri. Moga-moga sih balik modal," tuturnya, saat ditemui Kompas.com, Jakarta, Rabu (10/2/2010).

Demi berdagang pernik tahunan ini, dia mengaku terpaksa cuti selama beberapa minggu dari pekerjaan sebelumnya.

Begitu juga dengan Budi, remaja yang sehari-harinya menjadi tukang ojek ini nekat alih profesi. "Ojeknya lagi sepi. Jadi ya jualan ini dulu," ujarnya.

Biasanya, keuntungan yang diambilnya dari tiap barang berkisar Rp 500 hingga Rp 1.000. Pernak-pernik yang mereka jual diambil dari beberapa toko di Pasar Pagi Glodok. Untuk aksesori Imlek, dijual dengan harga bervariasi sekitar Rp 10.000 hingga Rp 35.000, seperti amplop dan hiasan gantungan.

Jelas saja, beragam kelengkapan dan kebutuhan Imlek seperti aksesori, pernak-pernik, makanan, dan pakaian yang bercorak khas China dengan warna merah telah mewarnai daerah Pasar Pagi.

Di sini, beragam barang yang ditawarkan terkenal lebih "miring" atau relatif murah dibandingkan tempat lain. "Karena barang-barangnya murah, banyak pedagang kagetan Imlek yang mengambil barang dari kami," tutur Johny, salah seorang pedagang pernak-pernik Imlek di Pasar Pagi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com