Medan, Kompas
Spesialis gizi dari Rumah Sakit Siloam, Jakarta, dr Samuel Oetoro MS SpGK, di Medan, menjelaskan, rendahnya gizi itu juga terlihat dari Human Development Index yang menempatkan Indonesia di posisi ke-111 dari 128 negara.
Banyaknya anak yang kekurangan gizi itu disebabkan oleh banyak hal, antara lain kurangnya makanan utama. Di samping itu, minimnya konsumsi susu. ”Makanya perlu digalakkan mengonsumsi beragam makanan sumber karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral untuk memenuhi asupan gizin seimbang. Orangtua harus memastikan anaknya minum susu,” ujarnya saat menjelaskan pentingnya susu bagi kesehatan, Senin (13/12) di Medan.
Menurut Samuel, susu merupakan sumber nutrisi terbaik karena mengandung kalsium, karbohidrat, protein, lemat, vitamin, dan mineral.
Hendro H Poedjono selaku Trade Marketing Director PT Frisian Flag Indonesia, menyebutkan, konsumsi susu di Indonesia hanya 11,7 liter per kapita per tahun. Padahal, konsumsi negara lain jauh lebih tinggi. Konsumsi susu di Thailand mencapai 30 liter per kapita per tahun, Vietnam 15 liter per kapita per tahun dan Malaysia lebih dari 30 liter per kapita per tahun.
Samuel menambahkan, faktor yang memicu rendahnya konsumsi susu nasional antara lain belum terbiasanya masyarakat meminum susu. Kadang mereka telah mencoba meminum susu tetapi tidak melanjutkan karena diare (lactose intolerance).