Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Riset Lokal Produk Kecantikan Masih Minim

Kompas.com - 21/01/2011, 14:11 WIB

KOMPAS.com - Kekayaan alam dan budaya tradisi khas Indonesia berlimpah untuk digali menjadi produk kecantikan sehari-hari. Ritual kecantikan dari ratusan keraton di Indonesia semestinya bisa dikembangkan menjadi produk yang bisa diaplikasikan untuk kebutuhan harian perempuan. Sayangnya, pengembangan produk lokal melalui riset para ahli di dalam negeri belum menyentuh kebutuhan ini.

Dr Martha Tilaar, pendiri perusahaan kecantikan PT Martha Tilaar Group mengatakan, potensi kekayaan alam dan tradisi masih belum banyak digali. Riset para peneliti ahli untuk mengembangkan produk kecantikan dari alam Indonesia juga masih belum bisa diaplikasikan untuk penggunaan harian.

"Banyak peneliti ahli yang pintar namun penelitian yang dilakukan masih mengawang-awang, tidak applicable. Inilah yang membuat banyak produk kecantikan menggunakan bahan impor," jelas Martha saat berbincang dengan wartawan menjelang keberangkatan Beauty Journey Redemption di Bali, Jumat (21/1/2011).

Menurut Martha, penelitian di Indonesia belum memiliki orientasi pasar dalam mengembangkan kearifan lokal. Produk kecantikan yang diproduksi dengan bantuan teknologi dan berdasarkan riset, masih mengandalkan luar negeri. Martha menyebutkan produk lipstik misalnya, masih menggunakan bahan dari hasil penelitian di luar negeri yang lebih applicable. Meski begitu sejumlah produk kecantikan seperti aromaterapi dan spa 70 persennya berasal dari dalam negeri. Sedangkan produk jamu tradisional Indonesia yang berkaitan dengan kesehatan dan kecantikan, menggunakan 100 persen bahan lokal.

"Produk kecantikan semestinya bisa diciptakan multikultur. Indonesia memiliki 150 keraton yang kaya dengan tradisi," jelasnya.

Produk kecantikan asli Indonesia, berpotensi dikembangkan lagi dengan dukungan penelitian yang berorientasi pasar dan bisa diaplikasikan, inilah harapan Dr Martha Tilaar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com