Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Chef Ray Janson, Memasak adalah "Passion"-nya

Kompas.com - 12/03/2011, 15:21 WIB

KOMPAS.com - Apapun kegemaran anak, peran orangtua adalah mendukungnya dan membukakan jalan serta kesempatan. Dengan begitu, anak bisa mengeksplorasi diri, talenta, dan hasratnya. Anak perempuan dan laki-laki memiliki kesempatan sama mencoba berbagai hal. Termasuk melatih kreativitas dan dinamika memasak yang terbukti bukan hanya milik kaum hawa. Chef muda Ray Janson (20) adalah bukti nyatanya.

Chef Ray mengaku selalu menemani neneknya memasak di rumah sejak usianya empat tahun. Ia menangkap suatu gairah yang luar biasa saat mengolah berbagai bahan makanan dan memadukannya dengan teknik memasak yang istimewa. Meski sempat dilarang, karena ia laki-laki dan masih belia, rasa ingin tahu Ray dengan dunia dapur dan memasak membuatnya mendapat kesempatan menikmati kegiatan neneknya memasak makanan untuk keluarga.

"Dari kecil saya suka masak dan ingin menjadi chef. Sehari-hari saya main di dapur sambil melihat atau membantu oma memasak. Karena saat kecil saya tinggal dengan oma," tutur Ray kepada Kompas Female, saat menyiapkan hidangan makan malam ala Perancis di kediamannya di kawasan Joglo, Jakarta, Jumat (11/3/2011) lalu.

Kegemaran yang ditumbuhkan sejak kecil inilah yang kemudian melekat dalam diri Ray. Kini, saat kebanyakan anak muda usianya masih menjalani pendidikan tinggi dan masih berusaha mencari jalur kariernya di masa depan, Ray sudah selangkah lebih maju. Pria muda, kelahiran Jakarta, 12 Januari 1991, ini percaya diri memilih profesi juru masak. Keluarga Ray yang senang memasak dan membuat kue juga mendukung keputusannya. Akhir 2008, Ray memutuskan belajar di sekolah pastry dan cuisine di Le Cordon Bleu Paris, Perancis.

Keputusan memilih belajar masakan Perancis diawali dari pengalamannya menyaksikan pameran masakan Perancis di Jakarta setahun sebelum keberangkatannya bersekolah mandiri di Paris. Kepercayaan orangtua membekali Ray merantau sendiri di Paris selama satu tahun. Hanya ada tiga orang Indonesia yang belajar di tahun dan sekolah yang sama dengannya. Selebihnya adalah berbagai pelajar dari seluruh dunia. Ray juga menjadi pelajar termuda sepanjang sejarah Le Cordon Bleu, karena kebanyakan pelajar berusia rata-rata akhir 20-an hingga di atas 30 tahun.

"Saya murid termuda di sana dan tinggal homestay bersama orang Indonesia di Paris," kata Ray, yang belajar memasak selama 12 jam dalam satu hari karena periode pendidikan di Cordon Bleu diperingkas menjadi satu tahun dari biasanya tiga tahun.

Pengalaman Ray tinggal seorang diri di Perancis bukan tanpa tantangan. Saat pertama kali tiba di Paris, uang yang dipersiapkannya untuk hidup selama satu tahun di Paris ludes bersama seluruh tasnya karena perampokan. Rencana tetap berjalan, dan Ray menyelesaikan sekolah memasak di Paris setahun kemudian, bekerja di Paris 1,5 tahun, dan kembali ke Indonesia untuk bekerja di hotel berbintang ternama di kawasan Senayan, Jakarta. Kini, ia memutuskan berbisnis restoran Perancis secara mandiri berbekal pengalaman dan kreativitasnya sebagai chef.

"Sekolah cuisine menjadikan saya chef, bukan sekadar tukang masak. Belajar cara memasak yang baik membuat chef lebih dinamis daripada rukang masak. Chef bisa menciptakan masakan sendiri bukan sekadar memasak apa yang diminta," kata Ray.

Dulu, Ray mengirim surat motivasi ke Le Cordon Bleu sebagai syarat pendaftaran sekolah memasak. Surat ini berisi mimpi dan hasrat pribadinya untuk belajar mengolah makanan yang bercitarasa tinggi. Kini, Ray berhasil mengejar dan mewujudkan passion-nya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com