Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

WHO: Tes Darah untuk TBC Tak Akurat

Kompas.com - 21/07/2011, 10:45 WIB

KOMPAS.com — Organisasi Kesehatan Dunia mengeluarkan seruan penghentian penggunaan tes darah untuk mendeteksi tuberkulosis aktif. Tes semacam itu dianggap memberikan hasil kurang akurat sehingga memicu misdiagnosis dan terapi yang salah.

Peringatan tersebut dikeluarkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) setelah analisis keakuratan tes darah tuberkulosis (TB) selama setahun. WHO menyebutkan produsen alat-alat tes tersebut kebanyakan adalah perusahaan dari negara Barat yang mengekspornya ke negara berkembang yang standar penjualannya tidak ketat.

"Lebih dari separuh bukti penelitian menunjukkan hasil tes darah menyatakan pasien positif TB, padahal tidak; dan memberi hasil bebas kuman, padahal sebenarnya ia menderita TB," kata Mario Raviglione, Ketua Pencegahan Tuberkulosis WHO.

Menurut dia, hasil tes yang tidak akurat tersebut sangat membahayakan hidup pasien akibat misdiagnosis atau terapi pengobatan yang salah.

Diperkirakan dua juta tes TB dilakukan di 17 negara miskin setiap tahunnya dan kebanyakan dilakukan oleh dokter atau tenaga kesehatan. Akibat dari diagnosis yang salah tersebut, sedikitnya 1,7 juta orang tewas.

"WHO mendesak negara-negara agar melarang tes darah yang tidak akurat dan tidak terbukti. Tes TB yang akurat sampai saat ini masih tes mikrobiologi atau tes molekuler seperti yang direkomendasikan WHO," katanya.

Pakar tuberkulosis WHO, Karin Weyer, mengatakan, langkah yang tidak biasa dari WHO ini berawal dari permintaan Pemerintah India untuk mengeluarkan analisis terhadap tes darah untuk TB yang telah beredar di pasaran sejak pertengahan tahun 1990-an.

WHO sendiri menyatakan tidak pernah merekomendasikan penggunaan tes tersebut. "Tes semacam itu memang menyasar negara yang memiliki peraturan lemah dalam hal diagnositik," katanya.

Penjualan alat tes darah TB ini disebut menjadi bisnis yang menghasilkan uang jutaan dollar. Produsen alat-alat tersebut kebanyakan berasal dari negara maju seperti Eropa, Amerika Serikat, Perancis, Italia, Jerman, dan Belanda.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com