Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Ada Ikatan dengan Bayi, Ibu Baru Bisa Frustrasi

Kompas.com - 07/09/2011, 07:48 WIB

KOMPAS.com - Kelahiran bayi selalu bisa memberikan pengalaman baru pada sang ibu. Bahkan, ketika Anda melahirkan anak ketiga pun, pengalaman yang terjadi akan selalu berbeda. Ini karena setiap anak terlahir unik, sehingga selalu akan menciptakan momen yang berbeda bersama ibunya.

Namun, bagaimana jika momen yang tercipta itu bukanlah momen yang indah? Misalnya saja, setelah Anda menunggu-nunggu kelahirannya selama sembilan bulan lebih, begitu sang buah hati lahir ternyata Anda tidak merasakan adanya ikatan dengannya. Tidak ada letupan rasa bahagia karena memiliki bayi, tidak ada masa ketika Anda menangis bahagia saat melihat dia tertidur dalam damai. Perasaan Anda datar saja. Dan Anda pun lantas jadi merasa bersalah. Bukankah bayi biasanya dekat dengan ibunya? Kenapa bisa begini?

Menurut Alan Manevitz, MD, psikiater di Lenox Hill Hospital, New York, banyak ibu datang padanya dengan kasus seperti ini, disertai dengan pengakuan bahwa mereka merasa sangat malu. Namun, Manevitz selalu menekankan pada mereka bahwa ikatan dengan bayi itu terkadang memang tidak bisa tercipta begitu saja saat kelahiran sang bayi.

"Hal ini bisa dimengerti. Terkadang, pada sebagian wanita, kehamilan dan peristiwa melahirkan bisa memberikan semacam trauma yang besar pada tubuh mereka," kata Manevitz.

Muntah-muntah tiada henti selama hamil, keterbatasan gerak akibat perut yang semakin membesar, kemudian rasa sakit yang tersisa dari proses persalinan, membuat para wanita mungkin lebih terpikir untuk banyak beristirahat ketimbang menjalin kedekatan dengan anaknya.  "Proses awal menyusui yang mungkin sulit juga bisa menjadi salah satu pendorongnya," tambah Manevitz.

Begitu keinginan besar untuk beristirahat ini akhirnya tidak terpenuhi karena malam-malam sesudahnya Anda malah jadi kurang tidur, tak heran bila kondisi emosional jadi ikut kacau. Apalagi, jika Anda  harus mengurus bayi sendiri tanpa bantuan dari baby sitter atau anggota keluarga lainnya.

"Setelah melalui semua ini, Anda akan begitu lelah lahir dan batin. Sulit diharapkan, Anda akan terlihat sangat bahagia dan merasa punya ikatan yang besar dengan bayi Anda. Sebaliknya, orang lain justru mengharapkan itulah yang terjadi pada Anda," jelas Manevitz.

Untuk itu, ia menyarankan para ibu untuk bercermin pada para ayah, agar terhindar dari rasa bersalah yang berlebihan. "Terkadang para ayah terlihat lebih jamak bila tidak memiliki ikatan emosional hingga bayinya bisa diajak bermain atau berbicara. Namun, karena level ekspektasi terhadap ayah tidak sebesar terhadap ibu, mereka tidak terjebak dalam rasa bersalah sebesar yang dialami para ibu," papar Manevitz.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com