Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Qatar Desak Presiden Yaman Serahkan Kekuasaan

Kompas.com - 18/11/2011, 02:49 WIB

SANAA, KOMPAS.com - Qatar mendesak Presiden Yaman Ali Abdullah Saleh menandatangani perjanjian penyerahan kekuasaan pada saat utusan PBB pada pertemuan di Sanaa, Kamis (17/11/2011).

Saleh berulang kali membatalkan niat menandatangani perjanjian untuk membantu mengakhiri protes yang akan membawa negara tersebut ke ambang perang saudara. Perjanjian ini pertama kali diusulkan oleh Dewan Kerja Sama Teluk (GCC) yang beranggotakan enam negara pada April 2011.

"Kami mendesak Presiden Yaman Ali Abdullah Saleh segera menandatangani prakarsa Teluk tanpa penundaan," kutip kantor berita Qatar, QNA, terhadap pernyataan Perdana Menteri Sheikh Hamad bin Jassim al-Thani di Rabat, ibu kota Maroko, pada Rabu (16/11/2011).

Qatar memainkan peranan utama dalam upaya diplomatik untuk mengakhiri krisis di Suriah. Negara itu juga mengambil bagian dalam misi pimpinan NATO di Libya untuk membantu menggulingkan Presiden Muamar Gaddafi bulan lalu. Saleh belum lama ini menyindir Qatar sebagai sebuah negara kecil yang tidak begitu berarti.

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) terus berupaya untuk mengakhiri krisis yang berlangsung selama 10 bulan di Yaman. Pada Kamis, utusan PBB Jamal Benomar bertemu dengan para pemimpin oposisi di Sanaa.

Awal pekan ini Benomar mendesak peralihan kekuasaan segera di negara yang dilanda kerusuhan itu. Hal itu dikatakannya seusai melakukan pembicaraan dengan Jenderal Ali Mohsen al-Ahmar yang membangkang. "Sudah waktunya mempercepat perubahan di Yaman dan memulai peralihan kekuasaan," kata Benomar kepada wartawan, Senin (14/11/2011).

Ahmed Obaid bin Dagher, seorang pemimpin utama Partai Kongres Rakyat dari kubu Saleh, mengatakan bahwa Yaman hampir mencapai penyelesaian atas krisis itu.

Dewan Keamanan PBB telah mengesahkan sebuah resolusi yang mengutuk serangan-serangan mematikan pemerintah terhadap demonstran di Yaman. Resolusi itu mendukung sebuah rencana sponsor negara Teluk yang menetapkan Presiden Ali Abdullah Saleh mengakhiri kekuasaan selama 33 tahun dan menyerahkannya kepada wakilnya. Saleh menyambut baik resolusi itu. Ia juga bersedia untuk mundur, tetapi hal itu tak segera terwujud.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com