Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bentuk Baru Mengigau : "Sleep Tweeting"

Kompas.com - 21/02/2012, 14:01 WIB
Halo Prof

Konsultasi kesehatan tanpa antre dokter

Temukan jawaban pertanyaanmu di Kompas.com

KOMPAS.com -   Kita sudah sering mendengar tentang orang yang berjalan/sleep walking atau berbicara dalam tidur/sleep talking. Tetapi, belakangan muncul istilah sleep texting atau sleep tweeting di kalangan muda. Saya sendiri telah menemui 3-4 kasus, di mana dilaporkan di tengah malam, dalam tidurnya seseorang meng-update status twitter, mengetik SMS atau membalas pesan di BB tanpa ingat apa pun di pagi harinya.

Gangguan tidur ini berada di dalam kelompok Parasomnia, yaitu perilaku berupa vokalisasi ataupun gerakan yang tidak normal yang terjadi pada saat tidur. Berlawanan dengan pendapat awam, sleep walking, sleep talking atau sleep tweeting sebenarnya tak ada kaitannya dengan mimpi.

Ia justru terjadi pada tahap tidur dalam. Otomatisasi gerakan atau ucapan terjadi karena otak cukup terjaga untuk bergerak, namun cukup terlelap hingga tak ingat akan apa yang dilakukan. Kerancuan ini diasumsikan dipicu oleh beban utang tidur, kekurangan tidur yang parah.

Ada 2 fakta yang mendukung asumsi ini. Pertama, kejadian sleep talking-tweeting ini terjadi dalam rentang dua jam awal tidur dimana utang tidur masih menumpuk tinggi. Kedua, kejadian akan berkurang bahkan menghilang setelah subyek mencukupi kebutuhan tidurnya. Sayangnya, kelompok usia remaja dan dewasa muda adalah yang paling rentan kekurangan tidur. Denyut aktivitas dan perbedaan jam biologisnya yang membedakan. Kelompok usia ini masih butuh antara 8,5 hingga 9,25 jam tidur setiap harinya, dengan jam biologis normal untuk tidur setelah lewat tengah malam.

Bayangkan, orang-orang muda ini segar bugar di saat orang tuanya terlelap, dan baru tidur setelah lewat tengah malam. Padahal, di pagi hari ia sudah harus bangun awal sesuai dengan jadwal aktivitas orang kebanyakan. Pada remaja dengan kebiasaan rata-rata 90 menit sehari bertukar pesan dan mengetikkan kurang lebih 100 pesan seharinya, dengan mudah ia akan terbangun secara otomatis untuk menjawab pesan di BB di tengah malam.

Namun, isi dari pesan tersebut pun bahasanya kacau dan tak masuk akal. Orang muda juga banyak yang memakai istilah sleep tweeting sebagai istilah untuk nge-twit di tengah malam. Tetapi, beberapa orang yang ber-sleep tweeting tulen akan kebingungan melihat mention yang masuk karena ia merasa tak men-tweet sesuatu malam sebelumnya.

Gangguan tidur

Sayangnya, gangguan tidur ini masih amat baru hingga belum ada yang secara serius menelitinya. Namun para ahli kesehatan tidur berpesan untuk mewaspadai gangguan ini. Karena bukan tak mungkin berkembang jadi lebih serius. Misalkan pada tahap lanjut menjadi berjalan dalam tidur, lalu melangkah keluar rumah dalam keadaan tidur.

Sleep texting juga menjadi tanda adanya beban utang tidur. Tapi bagaimana jika terjadi pada orang yang sudah cukup tidur namun masih terus mengantuk. Jika demikian, igauan menjadi tanda adanya gejala gangguan tidur lain yaitu hipersomnia atau kantuk berlebihan.

Hipersomnia bisa menjadi tanda adanya sindroma tungkai gelisah, narkolepsi atau sleep apnea/mendengkur. Sleep apnea bisa menjadi berbahaya karena menyebabkan hipertensi, penyakit jantung, diabetes hingga stroke.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com