Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Inilah Klinik Terhebat, Sakit Berat Sembuh Sekejap

Kompas.com, 13 Agustus 2012, 12:32 WIB
Halo Prof

Konsultasi kesehatan tanpa antre dokter

Temukan jawaban pertanyaanmu di Kompas.com

KOMPAS.com - "Sakit Ginjal yang sudah cuci darah sembuh dalam tiga kali pengobatan. Sakit kanker sudah berobat ke luar negeri tidak sembuh dan timbul komplikasi setelah berobat terapi di klinik tertentu sembuh dan saya semakin segar".

Inilah iklan klinik terhebat di Indonesia hanya dalam pengobatan beberapa kali penyakit seberat apapun akan membaik dalam sekejap. Inilah iklan jasa kesehatan yang berulang-ulang diputar di media televisi.

Saat ini masyarakat kita disuguhi informasi kesehatan yang kontroversial, menyesatkan dan tidak benar yang bila disalah artikan akan memperberat kondisi kesehatan yang telah dialami seseorang. Informasi kesehatan tersebut bukan hanya berupa iklan jasa dan produk kesehatan tetapi juga acara edukasi informasi kesehatan yang diberikan oleh orang yang tidak kompeten seperti praktisi terapi alternatif. Uniknya, saat ini acara informasi kesehatan tersebut lebih banyak didominasi oleh terapi alternatif dibandingkan oleh tenaga kesehatan profesional seperti dokter. Bila fenomena ini dibiarkan lebih luas, maka informasi kesehatan yang tidak benar tersebut akan membentuk pengetahuan masyarakat salah arah, dan dapat menurunkan derajat kesehatan masyarakat itu sendiri.

Ternyata yang terpengaruh oleh informasi kesehatan yang tidak benar bukan hanya dialami oleh masyarakat berpendidikan rendah, masyarakat berpendidikan tinggi yang bukan berlatar belakang kesehatanpun sudah banyak yang terbuai. Bahkan terdapat cerita seorang dosen S3 di sebuah perguruan tinggi negeri terkenal di sebuah kota besar mengalami pengalaman pahit. Sang dosen yang pintar dan berpendidikan luar negeri tersebut sangat frustasi dengan sakit diabetes yang dideritanya. Karena terbuai iklan di televisi, dia melakukan pengobatan alternatif dan pengobatan dokter ditinggalkannya. Apa lacur, sesaat penyakit terasa membaik tetapi dalam beberapa bulan kencing manisnya semakin parah bahkan terjadi komplikasi stroke dan jantung akibat kencing manis yang tidak diobati sempurna. akhirnya sang dosen meninggal setelah mengalami beberapa kali strole berulang.

Kecenderungan tersebut saat ini diperparah oleh informasi yang diberikan media masa baik cetak ataupun elektronik tertentu. Bahkan sampai saat ini di media televisi banyak sekali informasi kesehatan justru diberikan bukan oleh dokter, tetapi oleh orang yang tidak berkompeten dalam bidangnya seperti terapi alternatif, terapi herbal ataupun ahli agama yang bergerak dalam praktisi kesehatan.

Sah-sah saja mereka melakukan terapi alternatif dan disiarkan media televisi. Sebaiknya mereka hanya menjelaskan jasa dan produknya saja. Tetapi seyogyanya tak disertai konsultasi online dan pemberian informasi kesehatan yang pada umumnya informasi kesehatan yang diberikan sangat menyesatkan dan tak benar secara medis.

Bila informasi tersebut berdasarkan penelitian ilmiah yang baik dan benar maka tidak masalah, tetapi bila terapi dan alat kesehatan tersebut tidak terbukti benar manfaat bagi kesehatannya maka dapat menyesatkan dan menipu konsumen yang tidak paham akan kesehatan.

Terapi medis atau terapi alternatif

Sumber kontroversi informasi itu sebenarnya karena sumber yang berbeda dari sumber informasi kesehatan alternatif dan medis. Perbedaan ini tidak pernah akan berakhir karena masing-masing pihak menggunakan pola pemikiran yang berbeda. Di bidang ilmu kesehatan, sering dibedakan antara terapi medis dan terapi alternatif. Terapi medis adalah penatalaksanaan atau pengobatan suatu penyakit atau kelainan yang berdasarkan kaidah ilmu pengetahuan di bidang kedokteran. Penanganan di dalam ilmu kedokteran harus berdasarkan berbagai latar belakang ke ilmuan kedokteran seperti imunopatobiofisiologis atapun secara biomolekular. Dalam penerapannyapun harus berdasarkan penelitian medis berbasis pengalaman klinis.

Secara ilmiah, berbagai terapi yang diberikan juga harus berdasarkan pengalaman klinis dengan berbasis pada penelitian ilmiah yang terukur. Dalam kurun waktu terakhir ini pemberian pengobatan di bidang kedokteran sudah beralih ke arah Evidence Base Medicine (EBM) atau pengalaman klinis berbasis bukti. Tujuan utama dari EBM adalah membantu proses pengambilan keputusan klinik, baik untuk kepentingan pencegahan, diagnosis, terapetik, maupun rehabilitatif yang didasarkan pada bukti-bukti ilmiah terkini yang terpercaya dan dapat dipertanggungjawabkan

Sedangkan terapi alternatif adalah berdasarkan pendekatan pengobatan tradisional turun temurun baik dari mulut ke mulut berbagai pengalaman diperoleh dari warisan nenek moyang yang tidak berdasarkan kaidah ilmiah. Meskipun sebenarnya tidak semua terapi alternatif tidak bermanfaat. Saat ini ada juga terapi alternatif yang mulai disinergikan dengan terapi di bidang ilmu kedokteran seperti terapi akupuntur. Hal seperti inipun harus melalui proses penelitian secara ilmiah yang berlangsung lama, dan memang terbukti secara klinis.

Terapi atau alat diagnosis alternatif meskipun tidak berdasarkan kaidah ilmiah juga banyak dilakukan oleh profesional medis di bidang kedokteran seperti dokter, terapis dan lain sebagainya. Secara aspek legal dan secara etika kedokteran sebenarnya hal tersebut tidak dilazimkan karena akan menyimpang dari kompetensi dan profesionalitas seorang dokter.

Terdapat perbedaan mendasar lainnya untuk mengetahui keberhasilan terapi medis dan terapi alternatif. Di bidang medis alat ukur keberhasilan medis harus berdasarkan penelitian terukur dan sahih secara statistik. Misalnya dalam penggunaan obat asma, harus diketahui tingkat keberhasilan dari 100 pemakai sekitar 80 yang berhasil dengan memperhatikan dengan cermat berbagai faktor yang mempengaruhi pengobatan tersebut.

Sedangkan terapi alternatif, biasanya diukur berdasarkan pengakuan orang perorang dalam menentukan keberhasilannya. Sehingga akurasi dan validitas keberhasilannya tidak bisa diketahui secara pasti. Sering dilihat di televisi dalam acara terapi alternatif oleh seseorang bukan berlatar belakang nonmedis, bahwa pengakuan seorang sembuh karena terapi yang diberikan. Mungkin saja memang penderita tersebut berhasil dengan terapi alternatif tersebut, tetapi tidak diketahui apakah yang tidak berhasil juga lebih banyak lagi.

Di bidang medis seorang dokter tidak boleh menyebutkan keberhasilan pengobatan berdasarkan kesaksian keberhasilan seorang pasien tetapi harus berdasarkan penelitian sebuah jurnal kesehatan yang kredibel atau jurnal yang dapat diakses di pubmed secara online.

Halaman:
Baca tentang


    Terkini Lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
    QR Code Kompas.com
    Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Komentar di Artikel Lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Apresiasi Spesial
    Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
    Kolom ini tidak boleh kosong.
    Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
    Apresiasi Spesial
    Syarat dan ketentuan
    1. Definisi
      • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
      • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
    2. Penggunaan kontribusi
      • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
      • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
    3. Pesan & Komentar
      • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
      • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
      • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
    4. Hak & Batasan
      • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
      • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
      • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
    5. Privasi & Data
      • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
      • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
    6. Pernyataan
      • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
    7. Batasan tanggung jawab
      • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
      • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
    Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
    Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
    Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
    Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
    atau