Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 25/02/2013, 16:34 WIB

KOMPAS.com - Tingginya beberapa hormon pada ibu saat hamil dan usai melahirkan menjadi pemicu baby blues. Tapi bagaimana seorang ayah yang tidak hamil serta melahirkan serta tidak mengalami peningkatan kadar hormon, bisa mengalami baby blues? Pada ibu, baby blues lebih banyak dipengaruhi hormon, sedangkan pada ayah lebih ke arah mental atau tekanan psikis menjadi ayah.

Penyebab baby blues pada ayah di antaranya:
* Merasa diabaikan.
Hadirnya si kecil kerap membuat suami terabaikan. Sang istri yang semula selalu memberi perhatian kepadanya kini lebih fokus kepada bayi. Komunikasi yang sebelumnya sering dilakukan, kini lebih jarang. Masih banyak aktivitas yang dulunya masih bisa dijalankan berdua, kini tersisihkan karena kehadiran si kecil. Kalau suami tidak bisa menerima kondisi ini, cemburu, kesal, kecewa, inilah yang dinamakan baby blues.

* Tak siap biaya.
Pada kondisi tertentu, butuh biaya lebih besar untuk persalinan hingga perawatan bayi pascamelahirkan. Misalnya, tanpa diduga istri yang semula bisa melahirkan normal harus menjalani operasi Caesar, sementara biaya persalinan tidak disiapkan untuk kondisi ini. Atau bayi lahir prematur sehingga membutuhkan perawatan khusus dengan biaya tinggi. Termasuk bayi yang mengalami kelainan sehingga butuh perawatan dengan biaya lebih besar. Ketidaksiapan akan membuat beban suami lebih berat, sehingga ia merasa tertekan. Karena harus menyiapkan dana di luar dugaan sebelumnya, belum lagi keperluan lainnya juga memerlukan banyak biaya.

* Tak siap merawat bayi.

Merawat bayi memang tak selalu mudah. Banyak suami yang menyerah karena merasa tak mampu melakukannya. Padahal, dalam kondisi tertentu, mau tidak mau suami harus berperan aktif merawat bayi. Bayi yang kerap bangun malam dan sulit ditenangkan, membuat suami stres. Inilah yang membuatnya mengalami baby blues.

* Masalah dalam keluarga.
Kehadiran bayi seharusnya menambah kebahagiaan dalam keluarga. Sebab,kehadiran si kecil merupakan anugerah yang luar biasa, mengingat tidak setiap orang bisa mendapatkannya. Namun, pada beberapa keluarga bisa menjadi tambahan beban tersendiri. Contohnya, pernikahan yang tidak diinginkan seperti perjodohan, hubungan yang kurang harmonis, pernikahan yang tidak direstui, perselingkuhan, dan sebagainya. Stres yang sudah muncul akibat hal di atas bisa bertambah dengan kelahiran bayi.

Baby blues pada ayah lebih disebabkan oleh masalah mental. Artinya, ia belum siap menjadi ayah. Namun hal ini bisa dicegah, dengan menyiapkan mental menjadi ayah ketika pasangan berikrar menjalani rumah tangga. Sebelum memutuskan menikah, calon suami harus tahu konsekuensi yang dihadapinya, terutama jika kehamilan terjadi dan si kecil lahir.

Selain itu, pemikiran bahwa hanya istri yang berkewajiban mengurus semua perawatan bayi juga perlu dikoreksi. Suami harus bisa berbagi peran dengan istri dalam mengurus bayi. Ia perlu belajar banyak hal dalam mengurus dan merawatnya.

Tak kalah penting persiapan biaya. Biaya persalinan dan perawatan bayi seusai melahirkan harus direncanakan dengan baik, termasuk dengan memperhitungkan berbagai kemungkinan yang bisa saja terjadi. Sehingga calon ayah bisa mengumpulkan dana jauh-jauh hari.

(Tabloid Nakita/Irfan Hasuki)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com