Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 07/08/2013, 11:07 WIB
Rosmha Widiyani

Penulis


Kompas.com - Wanita dan pria memiliki kondisi biologis dan fisiologis yang berbeda. Akibatnya ada beberapa kondisi kesehatan yang lebih mempengaruhi wanita dibanding pria, misalnya gangguan pola makan atau pun hormonal.

Hal yang sama juga terjadi pada penyakit autoimun yang lebih umum menyerang wanita dibanding pria. Misalnya saja penyakit lupus. Sekitar 9 dari 10 yang terkena penyakit ini adalah kaum wanita.

Berikut 7 penyakit yang belum diketahui pemicunya dan sayangnya ebih sering menyerang wanita.

1. Multipel sklerosis (MS)

Multipel sklerosis adalah penyakit gangguan pada sistem saraf pusat. Multiple Sclerosis Society melaporkan, MS diderita 2 juta orang di dunia. Angka ini dua sampai tiga kali lebih banyak pada wanita dibanding pria.
 
Beberapa dokter mengklasifikasikan MS sebagai penyakit autoimun. Hal ini dikarenakan tidak ada penyebab khusus yang teridentifikasi. Kebanyakan orang mengalami gejala MS pertama saat berusia 20 sampai 40 tahun.

Gejala MS bervariasi mulai dari kelumpuhan hingga kehilangan penglihatan. Pengobatan yang ada hanya mengurangi gejala yang timbul karena belum ada obat untuk menyembuhkan penyakit ini.

2. Lupus

Lupus adalah penyakit autoimun kronis dimana sel imun tubuh menyerang jaringan yang sehat sehingga memicu kerusakan pada kulit, sendi, dan organ. Gejalanya sangat banyak, tetapi kebanyakan pasien mengalami gejala sangat lelah, sakit kepala, rambut rontok, dan persendian bengkak.

Berdasarkan data Lupus Foundation of America, 90 persen penderita lupus adalah wanita. Namun penyakit ini jarang bisa didiagnosa di awal, sehingga penderita biasanya sudah terkena dampaknya untuk waktu yang lama.

3. Sindrom kelelahan kronis (chronic fatigue syndrome)

Para pakar menjelaskan sindrom ini sebagai sesuatu yang
komplek. Kondisi kelelahan ini tidak bisa hilang hanya dengan beristirahat. Gejala lain yang mungkin mengikuti adalah nyeri otot, berkurangnya daya ingat, dan insomnia.

Melakukan kegiatan ringan sehari-hari seperti berpakaian, mandi, atau sekedar berpikir bisa menyebabkan seseorang yang mengalami sindrom ini sangat kelelahan.  

4. Depresi

Para ahli yakin depresi menyerang wanita dua kali lebih banyak dianding pria. Alasan biologis mungkin menjadi penyebab utama. Selama menstruasi, melahirkan, dan
monopause, wanita mengalami fluktuasi hormon yang mempengaruhi mood.

Namun Psychology Today menjelaskan, wanita lebih sering merenung dibanding pria. Hal ini yang kemudian diduga memicu depresi. Apalagi wanita cenderung lebih panjang umur sehingga lebih kesepian, kemudian depresi.

5. Penyakit celiac

Berdasarkan National Foundation for Celiac Awareness, 60 sampai 70 persen penderita celiac disease adalah wanita. Celiac disease adalah reaksi negatif yang diberikan tubuh, karena tidak bisa mencerna gluten, protein yang terdapat dalam tepung atau gandum.
 
Umumnya celiac disease dianggap masalah pencernaan biasa seperti kehilangan berat badan, kembung, diare, dan sakit perut. Namun penyakit ini ternyata mempengaruhi siklus menstruasi dan ketidaksuburan.

Umumnya wanita dengan celiac disease baru didiagnosa pada usia 45 tahun. Diagnosa celiac disease memerlukan waktu 10 tahun, yang berarti wanita sudah mengalami gangguan reproduksi beberapa tahun sebelumnya.

6.  Irritable Bowel Syndrome (IBS)

IBS adalah gangguan pada usus besar yang mempengaruhi usus secara keseluruhan. IBS menyebabkan perut sakit, kembung, diare, dan konstipasi sedikitnya selama 3 bulan. Sebanyak 65 persen pasien IBS adalah wanita. Penyebabnya masih belum diketahui. Namun, gejala ini semakin parah bila sedang dalam periode menstruasi.

7. Infeksi penyakit seksual

Diperkirakan setiap tahunnya di Amerika terjadi 19 juta kasus infeksi seksual baru. Wanita lebih sering tertular dan mengalami sebab serius dibanding pria. Sebabnya adalah kulit vagina lebih halus dibanding penis, sehingga memudahkan virus dan bakteri untuk masuk.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com