Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 11/12/2013, 19:33 WIB
EditorSyafrina Syaaf

KOMPAS.com - Buku Battle Hymn of the Tiger Mother melahirkan sebutan tiger parents, tiger mothers, bahkan tiger cubs.Tepat pada masa buku Battle Hymn menimbulkan kehebohan, adalah Su Yeong Kim, associate professor untuk bidang Human Development and Family science di University of Texas.

Waktu itu penelitiannya terhadap 300 keluarga orang-orang beretnik Asia di AS sudah menginjak tahun ke sepuluh. Penelitiannya berawal dari paradoks yang muncul di kalangan keluarga-keluarga Asia di AS.

Banyak ibu-ibu Asia mendidik anak-anak mereka dengan tangan besi, menerapkan disiplin dan tuntutan akademik ambisius kepada anak-anaknya, dan toh anak-anak mereka meraih prestasi akademik gemilang. Itu kesan umum yang tertangkap oleh publik. Ia tergelitik untuk membuktikan lewat riset, benarkah kenyataannya demikian?

Mengapa dalam keluarga-keluarga Amerika non-imigran dengan latar belakang Eropa dan Amerika, pendekatan otoriter dalam parenting terbukti menghasilkan anak-anak yang tertekan dan pecundang?

Respondennya sebagian besar dipilih yang kelahiran Asia, sebagian besar Hongkong dan Cina Selatan. Pada umumnya pendidikan mereka rendah dengan penghasilan juga rendah. Anak-anak mereka 75%-nya kelahiran AS.

Maret 2013 Su mengumumkan hasil penelitian yang ditunggu-tunggu tersebut. Ternyata, “anak-anak macan” yang dididik secara keras dengan tuntutan tinggi dan disiplin mati oleh “orangtua macan”, prestasi dan keberhasilan akademiknya rendah.

Mereka lebih sulit beradaptasi, terisolasi dalam keluarga ketimbang anak-anak dari orangtua yang lebih suportif dan nyantai. Kesimpulan ini sesuai benar dengan banyak hasil penelitian selama ini.

Di sisi lain, success stories juga ada, seperti yang diungkapkan oleh Sophia Chua di New York Post (“Why I Love My Strict Chinese Mom”- nypost.com), juga Grace Liu di CNN (“Why Tiger Moms are Great”- cnn.com).

Tetapi nyatalah, hasil penelitian Su menyimpulkan, orangtua macan sering kali malah melahirkan anak-anak ayam yang penakut dan pecundang. (Ade Sulaeman/Intisari Online)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com