Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

7 Cara Mengurangi Nyeri Persalinan dari Seluruh Dunia

Kompas.com - 09/01/2014, 17:25 WIB
Lusia Kus Anna

Penulis

Sumber BabyZone


Kompas.com —
Di balik kebahagiaan menantikan kelahiran si buah hati, ada satu kecemasan sama yang dirasakan para ibu di seluruh dunia: rasa sakit saat persalinan.

Bagi setiap wanita yang belum pernah melahirkan, proses persalinan adalah sebuah misteri. Meski sudah mendengar berbagai versi cerita persalinan, tetap saja setiap orang memiliki pengalaman yang unik dan berbeda.

Setiap budaya ternyata memiliki caranya sendiri untuk membuat para calon ibu lebih tenang saat menjalani persalinan. Berikut 7 cara unik dari para wanita di seluruh dunia untuk mengurangi rasa nyeri persalinan secara alami.

1. Berciuman di Swedia
Dibutuhkan cinta antara ayah dan ibu untuk menciptakan seorang bayi. Karena itu para petugas kesehatan yang biasa menangani persalinan di Swedia, salah satu negara paling aman untuk membesarkan anak, menyarankan untuk menggunakan rasa cinta dalam mengeluarkan bayi.

Saija Stenman, instruktur yoga di Stockholm, menyarankan para calon ayah dan ibu untuk berciuman selama kontraksi. Menurutnya, hal ini akan mengalihkan para ibu dari rasa sakit saat kontraksi dan membantu rileks. Berciuman, saling menyentuh, saling memperhatikan, bahkan hanya berpegangan tangan akan meningkatkan hormon cinta sehingga setiap nyeri kontraksi akan terasa "tak ada apa-apanya".

2. Tusuk jarum di Norwegia
Kepada wanita dengan kehamilan yang sehat, tetapi mengalami persalinan yang sulit, para bidan di sana menyarankan untuk melakukan akupuntur. Teknik ini juga dilakukan di Jepang, Skandinavia, dan Selandia Baru.

3. Terapi permen di Jepang
Penggunaan suntikan epidural dan pereda nyeri lainnya tidak disarankan karena dikhawatirkan dapat menyebabkan komplikasi persalinan. Sebagai gantinya, para dokter dan bidan di sana menyarankan calon ibu untuk makan dan minum sesering mungkin selama pembukaan.

Selain itu, digunakan berbagai gerakan, pernapasan, pijatan, akupuntur, bahkan aromaterapi untuk meredakan nyeri. Jika rasa nyeri sudah tak tertahankan lagi, bidan akan memberikan permen manis. Selain untuk mengalihkan perhatian, rasa manis juga akan memberi energi tambahan selama persalinan.

4. Senam perut di Inggris
Sebagian bidan dan dokter kandungan di Inggris mengatakan, senam perut sangat efektif untuk menguatkan otot-otot di perut dan pelvis. Bahkan jika dilakukan secara rutin bisa mengurangi nyeri persalinan. Namun, tentu saja jenis senam perut yang dilakukan sudah dimodifikasi khusus untuk ibu hamil.

5. Hidroterapi di Belanda
Hampir sepertiga persalinan di Belanda dilakukan di rumah. Para bidan di sana yakin rasa nyeri adalah proses alami dalam persalinan. Salah satu cara untuk mengurangi nyeri adalah hidroterapi, entah itu melahirkan di kolam air hangat atau di bawah shower. Air hangat dipercaya akan membuat tubuh rileks dan merangsang hormon endorfin yang merupakan pereda nyeri alami.

6. Rebozo di Eslandia
Para bidan di sebuah rumah sakit di Eslandia menggunakan kain yang disebut rebozo jika seorang ibu akan melahirkan. Mereka melilitkan kain itu di sekitar panggul dan bokong, kemudian menggoyangkannya perlahan-lahan setiap kali kontraksi. Gerakan itu akan membuat rileks bagi ibu dan membantu bayi menemukan jalan lahir.

7. Meditasi di Kanada
Wanita yang melakukan meditasi dan teknik rileksasi lainnya diketahui merasakan nyeri lebih sedikit, bahkan melahirkan secara bahagia. Saat bermeditasi kita juga diharapkan memiliki visualisasi akan proses melahirkan yang lancar dan nyaman sehingga rasa nyeri berangsur-angsur berkurang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com