Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Yang Perlu Diketahui Saat Menolong Korban Kecelakaan

Kompas.com - 07/07/2014, 16:17 WIB
Unoviana Kartika

Penulis


KOMPAS.com — Saat melihat orang yang terjatuh, misalnya dari kendaraan atau dari tempat tinggi dalam kondisi berbaring, biasanya kita akan langsung memindahkannya ke tempat yang lebih aman. Namun, niat mulia ini harus dilakukan dengan benar. 

Langsung memindahkan korban tanpa memeriksa dulu keadaannya justru dapat mengancam jiwa si korban. Kepala Seksi PMR dan Relawan Palang Merah Indonesia Cabang Jakarta Agus Bastian mengatakan, banyak kasus korban yang jatuh dan tidak sadarkan diri, tetapi begitu dipindahkan justru meninggal.

Akibat fatal tersebut biasanya terjadi karena korban mengalami patah tulang belakang atau tulang punggung. Selain itu, korban dipindahkan dengan cara yang tidak benar.

"Tujuan memindahkan mungkin baik. Namun, langsung memindahkan korban yang jatuh mungkin akan mematikan. Sebelum memindahkan, penolong harus mampu memeriksa kondisi korban terlebih dahulu," ujarnya dalam Workshop First Aid oleh Epic Nimbrung Asyik Kumpul (ENAK) di Jakarta, Sabtu (5/7/2014).

Di bagian tulang belakang tersebut terdapat banyak sekali saraf yang tersambung dengan berbagai organ tubuh. Jika sembarangan memindahkan korban yang mengalami patah tulang, hal itu justru akan meningkatkan risiko rusaknya saraf dan fungsi tubuh. Akibatnya bisa fatal, yakni korban meninggal.

Menurut Agus, kebanyakan orang memindahkan korban di jalan dengan memegang kaki dan tangan korban tanpa memberi sokongan pada punggung. Inilah yang meningkatkan risiko kematian pasien, yang seharusnya masih bisa diselamatkan.

"Meskipun jatuh dan terlempar, selama organ vital bisa diselamatkan, yaitu otak, jantung, dan paru-paru, orang itu masih bisa diselamatkan. Namun bila terjadi patah tulang belakang, maka upaya penyelamatan perlu dilakukan dengan lebih berhati-hati," ungkapnya.

Tanda-tanda yang cukup mudah diamati saat terjadi patah tulang belakang adalah korban merasakan kesemutan pada ujung-ujung jari kaki dan tangan, selain juga mungkin mengeluarkan urine atau feses tanpa sadar. Bila korban berjenis kelamin laki-laki, maka ia akan mengalami ereksi spontan dan menetap.

"Kalau korban masih dalam keadaan sadar, maka akan lebih mudah mengidentifikasinya. Yang bahaya jika tidak sadar, dan penolongnya tidak mampu mengidentifikasi," kata Agus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com