Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 15/02/2015, 11:00 WIB
Kontributor Female, Agustina

Penulis

KOMPAS.com – Ungkapan yang mengatakan bahwa mulutmu adalah harimaumu, bukanlah sekadar kalimat yang terangkai tanpa arti. Pasalnya, pada kehidupan nyata, banyak hubungan antarmanusia yang retak dan putus di tengah jalan dikarenakan kata-kata yang tidak layak untuk diucapkan.

Menurut Andrew Newbert, M.D dan Mark Robert Waldman, pada buku bertajuk Words Can Change Your Brain, kata-kata memang bisa cara bekerja otak dan memengaruhi suasana hati seseorang.

Lebih lanjut, dalam buku tersebut di atas, dijelaskan bahwa sebuah kata memiliki kekuatan besar untuk memengaruhi gen yang mengatur rasa bahagia dan stres. Sering mendengar kata-kata yang bermakna positif dapat mendorong otak untuk melakukan hal-hal baik. Alhasil, kadar stres bisa menurun hingga 30 persen.

Sebaliknya, seseorang yang sering mendengar kata-kata negatif dan kasar, maka perilakunya di lingkungan sekitar menjadi kurang baik dan selalu memberikan kesan bermusuhan. Orang-orang yang seperti ini lebih mudah terpapar stres, depresi, dan pada kasus terparah menyebabkan bunuh diri.

“Kata-kata positif membuat otak bagian depan yang memuat fungsi kognitif bekerja lebih baik. Jika otak bagian ini bekerja aktif, membuat Anda untuk selalu mengingat hal-hal baik sehingga perilaku Anda pun mencerminkan hal serupa,” ujar Newbert.

“Lalu, kata-kata negatif bisa menyebabkan gangguan pada neurochemicals. Nah, neurochemicals merupakan bagian otak yang meredam produksi gen stres dan sebagainya,” ujar Waldman.

Kemudian, kata Waldman, kata-kata negatif juga penyebab orang menjadi tidak percaya diri. Selain itu, mereka juga meragukan kemampuan diri sendiri dan selalu penuh curiga pada orang lain. Terakhir, kedua penulis menyarankan agar kita semua membiasakan diri untuk mendengar kata-kata positif di pagi hagi.

Sebab, kebiasaan tersebut dapat membuat perbaikan pada semangat kerja dan kinerja kita sehari-hari di kantor.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com