DENPASAR, KOMPAS.com – Kota Denpasar merupakan salah satu kota yang ramah dengan anak-anak sehingga meraih gelar Nindya dalam Kota/Kabupaten Layak Anak (KLA).
Salah satu pemenuhan kebutuhan anak-anak di Kota Denpasar adalah pelayanan untuk para anak-anak yang autis. Bahkan, pusat pelayanan ini menjadi percontohan di Indonesia.
“Pusat Pelayanan Autis Denpasar ini menjadi role model Nasional. Saat ini programnya lebih banyak dan manajemennya lebih tertata,” ujar I Nyoman Handika, Ketua Pengurus Harian Pusat Pelayanan Autis Denpasar saat ditemui di Denpasar, Bali, Selasa (27/12/2016).
Sebelumnya, tempat ini memiliki nama Pusat Tumbuh Kembang Anak, tetapi telah berganti dan saat ini telah menangani sebanyak 112 anak autis.
Dia juga menekankan bahwa pelayanan ini bisa didapatkan tanpa harus bayar alias gratis. Namun, sebelum menerima anak-anak tersebut, mereka pun akan melakukan assessment.
“Jadi, itu kita melakukan screening terhadap anak. Kemudian, observasi sampai menemukan kesimpulan bahwa anak tersebut autis atau bukan,” urainya.
Lalu, setelah anak tersebut ditemukan autis maka akan diberikan penjadwalan untuk melakukan program selanjutnya di bagian intervensi.
Intervensi yang dijalankan pun ada empat, diantaranya perilaku, bicara, okupasi, dan fisik.
Untuk usia screening sendiri seperti yang dijelaskan I Nyoman, mulai dari dua hingga yang tertua 20 tahun. Namun, ke depannya mereka akan memprioritaskan anak-anak usia dua hingga 15 tahun.
Kemudian, dia juga menjelaskan bahwa anak-anak autis ini bermacam-macam, sehingga metode yang dilakukan pada anak juga berbeda-beda.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanDapatkan informasi dan insight pilihan redaksi Kompas.com
Daftarkan EmailPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.