Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com, 13 Oktober 2017, 18:00 WIB
Kahfi Dirga Cahya

Penulis

KOMPAS.com - Sering bergaya kocak, lepas, tanpa malu dalam video-video yang diunggahnya ke Youtube, tetapi ketika bertatap muka langsung Aulia Rizsa Wirizqi justru agak pemalu.

Pria berusia 23 tahun ini merupakan salah satu Youtuber terkenal di Indonesia--tentu berkat kreativitasnya. Jejak karier Youtuber yang dikenal dengan nama Aulion ini ternyata dimulai karena hobinya sejak kecil.

Mahasiswa semester 7 jurusan film di Universitas Multimedia Nusantara (UMN) ini sudah jatuh cinta membuat film sejak duduk di bangku kelas tiga SD. Pertemuannya dengan pembuatan film secara tidak sengaja di sebuah gudang yang kala itu menyimpan handycam, alat perekam video.

"Lihat handycam ini kayak TV LCD bisa diputar, seneng banget," kata Aulion saat berbincang dengan Kompas Lifestyle di The Westin Jakarta, Rabu (11/10/2017).

Perjalanan Aulion dengan handycam pun dimulai. Bukan Aulion kalau tidak melakukan eksplorasi. Dia mulai menemukan passion dibidang animasi stop motion, suatu teknik animasi untuk membuat objek yang dimanipulasi secara fisik agar terlihat bergerak sendiri. 

Aulion bercerita, ketika itu dia tengah mencoba-coba memainkan fitur 'pause' dan 'record' pada sebuah botol untuk digerakkan. Setelah dicoba, hasilnya pun menarik, terbukti ia mendapat pujian dari orangtua yang akhirnya membuatnya bersemangat.

Duduk di bangku sekolah menengah pertama, kreativitas Aulion pun bertambah. Namun dia merasa kreativitasnya itu perlu disebarkan. Awalnya dia menggunakan fitur bluetooth untuk menunjukkan hasil karyanya kepada orang lain.

"Setelah tahu ada Youtube, jadi mulai beralih ke Youtube. Meskipun saat itu belum terkenal banget, tapi mau gimana lagi, itu platform video yang gue tahu," ujar Aulion.

Tapi siapa sangka, Youtube pula yang akhirnya melambungkan nama Aulion, lewat karya animasi stop motionnya yang berjudul "Televisionic Motion". Karyanya mulai viral di media sosial hingga membawa dia masuk ke televisi.

"Nah dari TV itu jadi followers nambah," ujar Aulion yang memiliki kurang lebih 413.000 subscriber di akun youtube.

Animasi

Aulion memiliki alasan sendiri untuk jatuh cinta pada animasi stop motion. Menurutnya teknik ini berbeda dengan animasi pada umumnya.

"Stop motion bisa membuat sesuatu yang enggak mungkin jadi mungkin. Misalnya, gerakin sesuatu sendiri. Ditambah, stop motion itu benda asli, jadi kayak magic," katanya.

Dia menambahkan stop motion juga bisa membuat sesuatu yang biasa menjadi luar biasa, bahkan semua tema juga bisa dibuat secara stop motion.

"Jadi benda sederhana bisa dibikin jadi karya keren banget. Nah, semua karya bisa keren asal ada konsep cerita, ada pesan yang ingin disampaikan. Kalau ada story (cerita) orang pengen nonton dari awal sampai habis," ujarnya.

Meski pun sudah jadi Youtuber terkenal, namun ia mengaku terus belajar dan membuat karya-karya.

Ada satu hal yang menarik dari Aulion saat ditanya capaian apa yang membuat dia bangga berkat karyanya.  "Pencapaiannya udah bisa traktir orangtua terus," kata Aulion sambil menyunggingkan senyum.

Capaian kedua adalah mulai terwujudnya cita-cita sejak kecil untuk naik wahana roller coaster di beberapa negara. Hingga kini dia sudah naik wahana esktrim itu di beberapa negara seperti Jepang, Belanda, Jerman, Perancis dan Amerika Serikat.

"Semua menggunakan uang sendiri," ujarnya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau