Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com, 26 Oktober 2017, 17:32 WIB
Resa Eka Ayu Sartika

Penulis

KOMPAS.com - Setiap orang mempunyai ukuran kebahagiaan yang berbeda. Ada yang melihat kebahagiaan sebagai perasaan pada momen-momen kecil seperti berbincang dengan teman lama atau makanan hangat.

Ada pula yang melihatnya sebagai sesutau yang lebih dalam seperti pencerahan.

Namun para ilmuwan cenderung melihatnya sebagai sesuatu yang berbeda. Mereka percaya bahwa kebahagian dapat dikendalikan berdasarkan bagaimana orang menjalani kehidupan.

Beberapa temuan besar tentang ilmu kebahagiaan bertentangan dengan pemahaman banyak orang tentang bagaimana menemukan perasaan senang itu sendiri.

Baca juga : Ingin Lebih Bahagia? Belilah Pengalaman Bukan Barang

Berikut beberapa di antaranya:

1. Mempunyai banyak uang dapat meningkatkan kebahagiaan- namun hanya pada satu titik

Gaji yang besar memang terlihat bagus, tapi itu tidak akan serta merta meningkatkan kebahagiaan Anda. Beberapa penelitian awal ekonomi menemukan bahwa gaji yang lebih banyak memang membuat orang merasa lebih aman. Dan rasa aman pada titik tertentu membuat kita senang. Meski demikian, rasa senang itu belum dianggap sebagai kebahagiaan.

2. Kebahagiaan datang dari memberi hadiah, tidak menerimanya.

Membuka hadiah pada hari-hari spesial tidak dapat dipungkiri dapat memberikan kebahagiaan. Namun riset menyebutkan orang yang membeli dan membungkus hadiah mendapatkan kebahagiaan lebih banyak dibandingkan orang yang menerima.

Sebuah penelitian pada 2008 menemukan tingkat kebahagiaan orang meningkat saat ia menghabiskan uang untuk orang lain dan bukan pada diri sendiri.

Penelitian lanjutannya pada 2013 juga menunjukkan hal yang sama ketika diterapkan pada orang-orang 136 negara.

Pada 2017, sebuah penelitian juga menunjukkan hubungan antara kemurahan hati dan kebahagiaan, yang memperkuat manusia sebagai makhluk sosial.

Baca juga : Konsep dari Jepang Ini Bisa Menjadi Kunci Hidup Bahagia

3. Memiliki kebebasan terlalu banyak bisa mengurangi kebahagiaan

Lebih baik memiliki beberapa pilihan daripada tidak punya pilihan, kata psikolog Barry Schwartz. Tidak dipungkiri bahwa banyak pilihan  itu lebih baik, namun tidak selalu.

Penelitian Schwartz menemukan jika manusia diberi banyak pilihan, maka kemampuan pengambilan keputusan mereka seperti ditutup.

Beberapa penelitian neuroscience juga menunjukkan bahwa membuat pilihan yang melelahkan dapat mencederai kemampuan kognitif di area lain.

Temuan ini menyebabkan ilmuan neurologi Nortel University, Moran Cerf mengadopsi kebiasaan yang mengejutkan. Ia selalu memesan menu kedua dalam daftar spesial untuk membebaskan otaknya agar dapat lebih banyak membuat pilihan penting pada hari itu.

4. Liburan terlalu lama tidak selalu indah

Seorang psikolog, Daniel Kahneman menuliskan bahwa manusia sebenarnya terdiri dari dua pribadi yang berbeda. Pertama, diri yang menikmati hidup untuk saat ini. Kedua, diri yang mengingat kesenangan di masa lalu.

Liburan adalah tiket menuju kebahagiaan bagi banyak orang. Namun Kahneman berpendapat bahwa dari sudut pandang mengingat diri di masa lalu, liburan dua minggu tidak berarti dua kali lipat lebih baik dari liburan seminggu.

Jika Anda tidak menghabiskan setiap hari dengan berbeda, kenangan akan bercampur dan tidak akan lebih bahagia karenanya.

Baca juga: Tersenyum Bisa Bikin Bahagia, Mengapa?

5. Dendam mencegah orang untuk bahagia

Dikutip dari Business Insider, Jumat (20/10/2017) menghadapi emosi negatif itu sulit dan sebenarnya hal itu selalu dihindari banyak orang.

Namun, banyak penelitian menemukan bahwa memaafkan orang lain (dan diri sendiri) karena hal buruk di masa lalu dapat lebih banyak mengurangi stres jangka panjang dan meningkatkan kesejahteraan psikologis.

Sebuah penelitian pada 2015 juga menemukan bahwa melepaskan diri dari dendam dapat menyebabkan kemampuan fisik yang meningkat.

Mereka yang melepaskan dendam lalu melompat ke udara selalu mencapai ketinggian yang lebih dibandingkan orang yang masih menyimpan dendam ketika melompat.

Baca juga: Bergaulah dengan Orang Bahagia

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Remaja Mudah Stres karena Media Sosial? Psikolog Ungkap Pemicunya
Remaja Mudah Stres karena Media Sosial? Psikolog Ungkap Pemicunya
Wellness
Takut Berotot? Irsani Luruskan Mitos Latihan Beban untuk Perempuan
Takut Berotot? Irsani Luruskan Mitos Latihan Beban untuk Perempuan
Wellness
Efek Berbahaya Gigi Berlubang, Salah Satunya adalah Penyakit Jantung
Efek Berbahaya Gigi Berlubang, Salah Satunya adalah Penyakit Jantung
Wellness
Waspadai 7 Tanda Bos yang Toxic, Bisa Ganggu Kesehatan Mental
Waspadai 7 Tanda Bos yang Toxic, Bisa Ganggu Kesehatan Mental
Wellness
4 Cara Aman Hadapi Kekerasan Berbasis Gender Online
4 Cara Aman Hadapi Kekerasan Berbasis Gender Online
Wellness
Saat Ibu Kehilangan Diri Pasca Melahirkan, Latihan Beban Justru Menyelamatkan Irsani
Saat Ibu Kehilangan Diri Pasca Melahirkan, Latihan Beban Justru Menyelamatkan Irsani
Wellness
Ramalan Zodiak Libra di Bulan Desember, Peluang Baru Menanti
Ramalan Zodiak Libra di Bulan Desember, Peluang Baru Menanti
Wellness
Cara Cinta Laura Atasi Insecure dan Membangun Percaya Diri
Cara Cinta Laura Atasi Insecure dan Membangun Percaya Diri
Beauty & Grooming
Dampak Jangka Panjang Screen Time, dari Gangguan Fisik hingga Perilaku
Dampak Jangka Panjang Screen Time, dari Gangguan Fisik hingga Perilaku
Parenting
Sering Scroll Medsos, Remaja Jadi Mudah Mencari Validasi Menurut Psikolog
Sering Scroll Medsos, Remaja Jadi Mudah Mencari Validasi Menurut Psikolog
Wellness
Dari Body Shaming Rita Sukses Capai Berat Badan Ideal Tanpa Olahraga
Dari Body Shaming Rita Sukses Capai Berat Badan Ideal Tanpa Olahraga
Wellness
Mengapa Efek Screen Time pada Kemampuan Bahasa Anak Bisa Berbeda-beda
Mengapa Efek Screen Time pada Kemampuan Bahasa Anak Bisa Berbeda-beda
Parenting
Cinta Laura Tak Tergiur Cara Instan Dapatkan Kulit Glowing
Cinta Laura Tak Tergiur Cara Instan Dapatkan Kulit Glowing
Beauty & Grooming
Luna Maya Ungkap Efek Rutin Minum Vitamin Kulit untuk Perlambat Penuaan
Luna Maya Ungkap Efek Rutin Minum Vitamin Kulit untuk Perlambat Penuaan
Beauty & Grooming
Cerita Sari, Ibu Mertua yang Menguatkan Langkah Menantunya Jadi Ibu Bekerja
Cerita Sari, Ibu Mertua yang Menguatkan Langkah Menantunya Jadi Ibu Bekerja
Parenting
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau