Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 13/12/2017, 07:32 WIB
Ariska Puspita Anggraini

Penulis

KOMPAS.com -  Pernahkah Anda berharap bisa mengingat detail sebuah hari tertentu dari masa lalu? Tak mudah melakukannya. Kebanyakan dari kita tak akan mengingat detail sebuah hari dari bulan lalu, apalagi yang sudah bertahun-tahun lewat.

Bagi Joey DeGrandis, mengingat hal-hal yang sudah lama berlalu bukanlah sebuah hal yang berat.

Seperti dikutip dari Time Health, DeGrandis pertama kali mengetahui dirinya berbeda saat masih kecil orang tuanya mulai sadar anak mereka punya daya ingat yang kuat dan terus berkembang.

Namun, DeGrandis tidak pernah menganggap kemampuan daya ingatnya sebagai hal yang penting. Dia hanya menganggapnya sebagai sesuatu yang bisa digunakan untuk membuat orang lain terkesan.

Semuanya berubah pada tahun 2010 ketika DeGrandis menyaksikan sebuah segmen di acara bertajul 60 Minutes, sebuah acara televisi yang mengangkat tema tentang orang-orang dengan Memori Autobiografi yang Sangat Unggul (HSAM).

DeGrandis melihat banyak kesamaan antara dirinya dan orang  yang tampil di acara tersebut. Ia pun tertarik untuk menyelidiki lebih lanjut kondisinya dengan menghubungi seorang dokter yang mendalami kondisi HSAM.

James McGaugh adalah seorang profesor riset bidang neurobiologi dan perilaku di University of California. McGaugh mendiagnosis kasus HSAM pertama ketika seorang wanita bernama Jill Price menghubunginya berkenaan dengan "masalah memori". Ia tampil dalam acara 60 Minutes untuk menyampaikan hasil temuannya.

Setelah penampilannya, McGaugh menerima lebih dari 600 email dan telepon dari orang-orang yang mengira mereka mungkin juga memiliki HSAM. Salah satu dari mereka adalah DeGrandis.

Terlepas dari banyaknya orang yang menghubungi McGaugh, dia dan timnya hanya mengidentifikasi sekitar 60 yang memiliki kondisi serupa.

Sementara itu, memori superior seperti yang dimiliki oleh Mcgaugh ini bisa memiliki dampak positif dan negatif. Memiliki HSAM tidak hanya melibatkan kemampuan luar biasa untuk mengingat detail singkat.

Ini juga berarti bahwa ketika sesuatu yang buruk terjadi dalam hidup, Anda akan merasa kesulitan untuk melepas perasaan negatif yang tersisa.

 

The token NYer/American needed his "iced coffee" ???????? #icedcoffee #italy #florence #summer2016 ????????????????

A post shared by Joey DeGrandis (@joeysjam) on Jun 23, 2016 at 1:39am PDT

"Saya menganggap diri saya beruntung karena saya memiliki kehidupan yang cukup bagus, jadi saya memiliki banyak kenangan bahagia, hangat dan kabur yang dapat saya pikirkan kembali," kata DeGrandis.

"Tapi saya cenderung memikirkan semua hal lebih lama daripada orang kebanyakan. Bila sesuatu yang menyakitkan memang terjadi, seperti perpisahan atau kehilangan anggota keluarga, saya tidak dapat melupakan perasaan itu," tambahnya.

Meski daya ingatnya hampir sempurna, ternyata seseorang dengan HSAM tidak kebal dari masalah mengingat nama seseorang atau salah meletakkan kunci mereka, karena hal ini tidak sama dengan memiliki memori fotografi.

"Kenangan mereka jauh lebih rinci daripada kita, dan bertahan dalam jangka waktu yang lebih lama, tapi rekaman video mereka masih belum ada," jelas McGaugh.

"Memori adalah proses yang mengganggu, dan apa yang kita tarik dari otak kita tidak selalu sepenuhnya akurat," tambahnya.

Walau HSAM sudah dikenali 20 tahun yang lalu, sampai kini para peneliti masih belum bisa memahami sepenuhnya kondisi tersebut.

Pemahaman yang lebih mendalam tentang kemampuan mengingat ini disebutkan dapat menjadi terobosan dalam perang melawan penyakit penurunan ingatan seperti Alzheimer.

Meski bagai pedang bermata dua, tetapij DeGrandis pada akhirnya bersyukur dengan anugerah tersebut.

"Ini bisa membuat frustrasi. Tapi, juga sangat menyenangkan memiliki akses mudah ke kenangan indah. Saya benar-benar berusaha untuk tidak mempedulikannya," ucap DeGrandis.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com