Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com, 11 Juni 2018, 07:35 WIB
Nabilla Tashandra,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kopi adalah minuman favorit banyak orang di dunia. Namun ternyata perlu cara khusus agar kenikmatan kopi yang dicicipi mampu teresapi secara sempurna.

District Coffee Master Starbucks, Ganesha IKG Sitanggang menyebutkan sejumlah langkah yang harus dilakukan saat coffee tasting alias mencoba kopi.

Coffee testing jika dilakukan sering dan rutin akan meningkatkan sensitivitas lidah seseorang saat menikmati kopi.

Dimulai dari menaruh tiga jari di atas permukaan gelas dan menghirup aroma kopi tersebut.

"Cium aroma kopinya dari sela-sela jari. Sebab kalau menghirup biasa aromanya akan menyebar. Sedangkan kalau ditutup aromanya bisa lebih fokus ke hidung kita," kata Ganesha saat ditemui di gerai Starbucks Jalan Pangeran Diponegoro, Medan beberapa waktu lalu.

Tahap berikutnya adalah menyeruput kopi. Meminum kopi tersebut juga sebaiknya tak ditenggak atau diminum langsung ke mulut, melainkan diseruput perlahan. Hal ini agar kopi menyebar di seluruh permukaan lidah.

Baca juga: Secangkir Espresso On The Rock dari 3 Biji Kopi Berbeda, Pas!

Rasa yang didapatkan akan menjadi kompleks lidah memiliki bagian-bagian tertentu dengan kemampuan mengecap berbagai rasa.

Setelah itu, resapi dan sampaikanlah rasa apa yang kita dapatkan dari menyeruput kopi tersebut.

Kopi hitam rasanya pahit. Untuk merasakan kopi tersebut kita juga bisa melakukan food pairing atau merasakan kopi dengan bantuan makanan.

District Coffee Master Starbucks lainnya, Rangga Hady Tama menjelaskan, food pairing akan memberikan kita pengalaman merasakan kopi saat diminum pertama kali dan perbedaannya setelah kopi dan kue bercampur di mulut.

Caranya, adalah mencicipi kopi terlelbih dahulu. Setelah mendapatkan rasanya, baru kita menggigit kue yang dipilih. Kemudian, bilas menggunakan kopi.

"Kalau pairing food-nya pas maka bakal muncul rasa baru. Rasa baru yang enggak bisa kita dapatkan kalau minum kopinya saja atau makan kuenya saja," kata Rangga.

Baca juga: Bagaimana Menyeduh Kopi Agar Terasa Lebih Enak?

Selain itu, dalam menikmati kopi Rangga juga tak menyarankan agar kopi dikonsumsi tanpa gula.

Penyajian kopi menurutnya adalah selera pribadi. Menikmati kopi yang kita sukai menurutnya adalah menikmati rasa yang membuat kita nyaman, bukan apa yang disukai orang lain. Termasuk memakai gula atau tidak.

Setelah menemukan rasa yang kita sukai dan kita anggap nyaman, barulah kita mencari kopi yang pas.

Misalnya, jika menyukai kopi susu. Maka nikmatilah kopi susu dan temukan kopi susu di tempat manakah yang membuat kita nyaman.

"Jadi, sukanya kita dulu baru ikuti trennya. Jangan ikuti tren baru kita menyesuaikan. Yang penting lidah kita nyaman. Kenyamanan itu yang membuat badan kita lebih menerima dan membuat kita lebih happy," tuturnya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau