Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penari Jawa, Inspirasi Kosmetik Terbaru "Rollover Reaction"

Kompas.com, 27 Oktober 2018, 11:38 WIB
Nabilla Tashandra,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sosok penari Jawa asal Belanda, Mata Hari menjadi inspirasi di balik koleksi kosmetik terbaru yang diluncurkan label kosmetik lokal, Rollover Reaction.

Koleksi bertajuk Mata Hari Glazed! ini merupakan produk riasan mata yang terdiri dari glittery dan liquid tint eye.

Co Founder sekaligus Marketing & Creative Director Rollover Reaction, Dinar Amanda menjelaskan, pihaknya berkolaborasi dengan dua seniman untuk koleksi kali ini.

Mereka adalah aktris Asmara Abigail dan pelukis Talitha Maranila.

Asmara dinilai sebagai sosok yang unik dan inspiratif. Di samping itu, ia juga memiliki kulit sawo matang yang dinilai cocok merepresentasikan keberagaman kulit wanita Indonesia.

Talitha juga dianggap sebagai seniman muda inspiratif yang bisa mempresentasikan pandangannya ke bahasa visual yang menarik.

Baca juga: Kosmetik Natural Tak Selalu Alami, Apa Alasannya?

Karya Talitha tertuang pada kemasan koleksi Mata Hari yang bertema Sogni D'oro atau yang artinya "impian emas" dalam bahasa Italia. Itulah mengapa koleksi ini bernuansa emas.

"Kemasan ini memang ciri khas karya Talitha. Dia mengaitkan visual dari sel otak dan nuansa emas dari koleksi ini," kata Dinar.

Aktris Asmara Abigail pada peluncuran koleksi MATA HARI GLAZED! di Plaza Indonesia, Jakarta, Jumat (2610/2018).KOMPAS.com/Nabilla Tashandra Aktris Asmara Abigail pada peluncuran koleksi MATA HARI GLAZED! di Plaza Indonesia, Jakarta, Jumat (2610/2018).

Para seniman di balik koleksi Mata Hari

Seorang perempuan bernama Mata Hari yang menjadi inspirasi di balik koleksi tersebut memang merupakan warga Belanda.

Asmara mengatakan, Mata Hari adalah sosok penting dalam perjalanan karirnya.

Mata Hari adalah nama panggung seorang seniman berkewarganegaran Belanda, Margaretha Zelle, yang sempat tinggal di Indonesia dan mempelajari tari jawa.

Kemudian Mata Hari pindah ke Paris dan mendeklarasikan diri sebagai penari eksotis. Ia menggabungkan kultur Eropa dan Asia ke dalam ritme seninya.

Tari jawa ikut dibawakannya ketika kembali ke Eropa.

Baca juga: Kosmetik dalam Kemasan Batik demi Cinta Budaya Indonesia

"Mata Hari menurut saya adalah promotor budaya jawa di sana," kata Asmara.

Margaretha Geertruida Zelle atau lebih dikenal dengan nama Mata Hari saat menjadi penari eksotis.ENCYCLOPEDIA BRITANNICA / HARLINQUE / H ROGER-VIOLLET Margaretha Geertruida Zelle atau lebih dikenal dengan nama Mata Hari saat menjadi penari eksotis.

Halaman:


Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau