Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com, 29 November 2018, 14:58 WIB
Nabilla Tashandra,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kita seringkali menilai makanan berdasarkan labelnya. Misalnya, produk dengan label "gluten free", "organik" atau "tanpa lemak" langsung dianggap sehat.

Apalagi jika orang-orang di lingkungan kita mulai memengaruhi dan mengatakan makanan tersebut sehat.

Apakah cara menentukan makanan sehat cukup dilihat dari labelnya?

Pakar nutrisi Nicole Granato dan Marissa Lippert mencoba membahasnya.

Menurut Granato, hal ini berkaitan dengan sisi pemasaran produk.

Ketika membaca label "tanpa lemak" atau "rendah kalori", konsumen bisa saja langsung membelinya karena menganggap makanan itu sehat.

Baca juga: Dapurfit Kenalkan Menu Makanan Sehat dari 40 Negara

Padahal, sehat bukan hanya membatasi asupan lemak dan kalori, namun mengonsumsi makanan yang tepat untuk tubuh kita.

Sementara, semua makanan yang sudah diproses dan dikemas, menurut dia sudah menjadi makanan buatan.

Banyak orang tertipu dengan klaim produk. Padahal faktanya, mengonsumsi makanan yang kaya akan lemak dan kalori sehat alami, justru bisa membuat tubuh tetap bugar dan sehat dalam jangka waktu panjang.

Hal senada dikatakan Lippert. Sebuah keripik kentang, misalnya, tak serta merta menjadi makanan sehat hanya karena memiliki label "gluten free" pada kemasannya.

Yang harus diperhatikan dari kemasan

Granato menyarankan agar kita selalu memperhatikan bahan yang tertera pada kemasan.

Ketika kita tidak mengenalnya, maka kita harus berhati-hati jika mau membeli produk tersebut, atau bahkan mungkin lebihai baik tidak membelinya sama sekali.

Baca juga: Kulit Kering dan Kusam, Butuh Makanan Sehat

Ia mengaku sangat rajin membaca label bahan makanan yang tertera pada kemasan setiap kali ia berbelanja.

Kebiasaan itu, menurut dia, membuat kita terbiasa memahami bahan-bahan mana yang tergolong garam atau bumbu tambahan yang ditambahkan ke dalamnya.

"Kita harus memperhatikan kualitas makanan yang akan kita konsumsi, ketimbang hanya memercayai produk lewat labelnya," kata dia.

Yang harus dihindari

Lippert juga mengingatkan agar kita tidak serta merta menilai sebuah menu makanan sehat tanpa memerhatikan porsinya.

Ia mencontohkan jus, smoothie, atau semangkuk besar puding chia dengan banyak kacang-kacangan, granola, dan buah.

Secara teori makanan tersebut memang sehat.

Baca juga: Makanan Sehat untuk Kurangi Kerontokan Rambut

Namun jika porsi yang dikonsumsi besar dan gula yang terkandung di dalamnya cukup banyak, maka makanan tersebut belum tentu sesehat yang kita dibayangkan.

"Cerdaslah menakar porsi makan kita, dan apa yang kita beli menjadi kunci dalam menjaga pola makan sehat," kata Lippert.

Sementara, Granato mengingatkan soal kandungan gula yang terkandung dalam sejumlah jenis minuman.

Ketika mengonsumsi es teh, misalnya, pastikan minuman tersebut tak mengandung gula, pewarna atau pemanis buatan.

Hindari minuman berkarbonasi karena minuman tersebut mengandung asam tinggi dan bisa mengakibatkan sejumlah penyakit, seperti inflamasi, dan melemahnya sistem pencernaan.

Hindari pula air dengan tambahan vitamin dan mineral. "Pilihlah air dengan alkali tinggi," ujar Granato.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau