“Mantra sama Samara ini dibuat dari charcoal, tekniknya digosok langsung, jadi kalau lukisannya dipegang ya, hitam."
"Ini tahun kelima saya melukis dengan charcoal. Saya sudah jatuh hati dengan charcoal," kata dia.
"Kalau charcoal ini tangan langsung gosok ke kertas. Ada momen skin to skin, tangan langsung nempel di kertas, enggak pake medium lagi,” tuturnya.
Serupa tapi tak sama
Meski sama-sama menampilkan perempuan sebagai objek lukisan, San San lebih memilih ukuran kertas lebih kecil ketimbang Edrika.
Selain itu, inspirasi perempuan yang diangkat San San justru dilatarbelakangi oleh beberapa wanita pujaannya yang belakangan ini mengaduk-aduk perasaan.
“Saya ingin mengangkat seseorang dari perasaan kecewa saya, bisa dibilang begitu. Bukan dari masa lalu, tapi dari masa sekarang."
"Yang ingin saya angkat ke dalam suatu karya, karena mungkin dengan karya jadi bisa direlakan," sambung dia.
"Karena ketika sebuah ungkapan menjadi sebuah karya, apalagi berbentuk visual, ketika sudah jadi ya, biarkan terbakar dan hilang dengan sendirinya,” ungkap San San.
Baca juga: Ketika Lelang Lukisan di Solo Diborong para Pecinta Seni...
San San pun ikut memajang lukisan yang benar-benar mewakili perasaannya terhadap perempuan yang diidamkannya.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.