“Di saat proses itu berlangsung, kemudian muncul orang baru yang membuat saya bertanya, mengapa Tuhan mempermainkan sekali perasaan manusia."
"Akhirnya ya, sudah, karya yang di belakang ini spesial mengangkat satu sosok modelnya yang datang tiba-tiba tapi belum mengisi hati. Saya juga bingung,” kata dia.
Sama sama menggunakan charcoal atau arang, lukisan San San terlihat lebih "nge-pop" dibanding Edrika. Ada warna lain selain hitam dan putih yang terselip di lukisannya.
“Saya juga pakai charcoal cuma di-mix dengan watercolor dan acrylic, makannya menonjolkan warna esential."
"Sengaja dibikin tengil biar orang fokus ke warna bukan ke objek."
"Saya ngerjain-nya satu karya satu malam karena mood perasaan saya sedang ingin garap maka saya belajar profesional menyelesaikan,” tandas dia.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang