Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com, 21 Mei 2019, 06:12 WIB
Kahfi Dirga Cahya,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pola makan yang tidak terkontrol memang penyebab utama kegemukan. Tapi, ada banyak makanan yang bisa membantu kamu untuk menjaga berat badan, salah satunya adalah alpukat.

Seperti dilansir laman Reader's Digest, studi baru dari Pusat Penelitian Nutrisi di Illinois Institute of Technology menemukan, lemak dalam alpukat dapat membantu menekan rasa lapar dan kenyang lebih lama.

Studi yang diterbitkan dalam jurnal peer-review Nutrients pada 8 Mei 2019 menyimpulkan, orang yang kelebihan berat badan dan obesitas, lalu menambahkan alpukat pada makanan mereka sebagai pengganti karbohidrat olahan mampu mencegah rasa lapar lebih lama dan meningkatkan kenikmatan makan.

Pada tiga hari yang berbeda, para peneliti memberikan makan 31 orang dewasa yang kelebihan berat badan atau obesitas satu dari tiga kali makan dengan kalori yang sama: Makanan tinggi lemak dengan satu alpukat, makanan tinggi lemak dengan setengah alpukat, atau makanan rendah lemak.

Selama enam jam sesudahnya, para peserta studi itu melaporkan merasa lapar.

Sebaliknya, semua orang melaporkan merasa lebih kenyang lebih lama setelah makan yang menyajikan alpukat utuh; bahkan makan dengan setengah alpukat membantu memuaskan lebih lama daripada makanan rendah lemak.

Baca juga: Mengenal 4 Jenis Makanan yang Bikin Cepat Kenyang

Tes lebih lanjut mengungkapkan, alpukat membantu meningkatkan hormon usus.

"Selama bertahun-tahun, lemak disebut sebagai penyebab utama obesitas, dan sekarang kini diteliti untuk peran mereka dalam pengaturan nafsu makan dan pengendalian berat badan," kata Britt Burton-Freeman, direktur Pusat Penelitian Nutrisi di Illinois Tech.

Britt meyakini tidak ada solusi 'satu ukuran untuk semua' dalam hal komposisi makan optimal untuk mengatur nafsu makan.

Namun, memahami hubungan antara food chemistry dan efek fisiologisnya pada populasi yang berbeda dapat mengungkap peluang untuk mengatasi kontrol nafsu makan dan mengurangi tingkat obesitas.

Hal ini juga membantu  mengatur menu makan yang baik untuk mencapai tujuan menurunkan berat badan.

Walau alpukat mengandung lemak, tapi tergolong dalam lemak sehat. Studi-studi terbaru juga menyimpulkan, mengonsumsi lemak sehat dalam jumlah yang cukup dapat membantu menekan rasa lapar dan membantu mengendalikan berat badan.

Studi ini membuktikan, perubahan kecil dan menyenangkan dalam menu makan seperti menukar roti, pasta, atau nasi, dengan setengah alpukat dapat menuntun kamu mencapai tujuan penurunan berat badan.

Baca juga: Tips Mudah Jaga Daging Alpukat Agar Tak Berubah Cokelat

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau