Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waspadai, 7 Tanda "Gaslighting" dalam Hubungan Asmara

Kompas.com - 19/07/2019, 12:12 WIB
Ariska Puspita Anggraini,
Wisnubrata

Tim Redaksi

Sumber menshealth

KOMPAS.com - Gaslighting dalam hubungan asmara adalah fenomena nyata yang bisa terjadi pada siapa saja.

Istilah gaslighting  merupakan bentuk kekerasan mental berupa berbohong dan memanipulasi seseorang secara psikologi sampai mereka mempertanyakan kewarasannya dan menerima realitas orang lain.

"Ini penyalahgunaan kekuasaan untuk mendominasi orang lain," kata Patricia Pitta, seorang terapis hubungan.

Kita mungkin tidak menyadari ketika mengalami gaslighting . Menurut terapis Gottman Mike McNulty, gaslighting  bisa merusak kepercayaan diri seseorang dan apa yang mereka yakini.

Hal ini juga membuat korban mengarahkan mereka untuk melakukan hal-hal yang tidak ingin dilakukan.

Mereka yang bermental stabil biasanya melakukan gaslighting  untuk menutupi situasi tertentu, seperti perselingkuhan. Tapi, rata-rata hal ini dilakukan oleh orang yang berkepribadian narsis dan sosiopat.

"Mereka berusaha mengendalikan orang lain untuk memenuhi kebutuhan atau keinginan mereka sendiri dengan cara yang manipulatif atau tidak jujur," kata McNulty.

Ada beberapa tanda yang menunjukan adanya fenomena gaslighting dalam sebuah hubungan.

Menurut McNulty, beberapa orang kerap tidak menyadari adanya tanda bahaya ini dalam hubungan yang mereka jalani.

"Orang tersebut perlu mendapatkan bukti itu secara bertahap, terjadi dari waktu ke waktu, dan mengumpulkan potongan bukti tersebut untuk melihat gejala apa yang sebenarnya terjadi," ungkapnya.

Nah, agar kita terhindar dari hal ini, berikut tujuh tanda gaslight dalam sebuah hubungan:

1. Sering berbohong

Setiap manusia pasti pernah melakukan kesalahan. Jadi, omong kosong jika pasangan kita sama sekali tak pernah melakukan kesalahan. Si dia pasti melakukan kebohongan untuk menutupi kesalahannya.

Berbohong adalah tanda pasti adanya gaslighting dalam sebuah hubungan. Tentu saja, orang berbohong karena berbagai alasan.

Mereka yang melakukan gaslighting biasanya berbohong untuk mengubah realitas orang lain.

"Apa pun yang mereka inginkan dari orang itu, mereka akan berbohong untuk mendapatkannya," kata Pitta.

Para gaslighters biasanya mulai dengan kebohongan kecil, kemudian melakukan kebohongan yang lebih besar.

Ketika mereka tertangkap melakukan kebohongan, bahkan dengan bukti nyata, mereka menolak untuk mengakui kebenaran.

Mereka akan terus menyangkal dan berbohong sampai kita mempertanyakan ingatan kita dan akhirnya percaya pada kebohongan yang mereka buat.

"Jika orang yang berbohong begitu percaya diri dan tidak tergoyahkan, itu menjadi perjalanan pikiran yang nyata," kata McNulty.

2. Bermain-main dengan rasa tidak aman pasangan

Pelaku gaslighting tahu titik kelemahan kita, termasuk rasa tidak aman, kesuksesan dan kepercayaan kita.

Mereka akan secara konsisten mengkritik hal-hal ini, membuat komentar sinis untuk menyakiti dan mengendalikan kita.

Mereka kemudian akan memberitahu kita untuk "menyelesaikannya," sehingga kita berpikir sudut pandang kita adalah hal yang keliru.

Menurut McNulty, hal ini bisa mengurangi harga diri kita dan membuat si pelaku terlihat lebih benar dan unggul.

"Orang yang diserang akan mempertanyakan kelayakan mereka dan mengidentifikasi dengan perspektif pelaku," kata McNulty.

Jika si pelaku memberikan pujian sesekali, McNulty menyarankan agar kita tak tertipu. Pujian tersebut bisa jadi hal yang membuat kita masuk ke dalam perangkapnya.

3. Perilaku dan kata-kata tidak sesuai

Meski seorang pelaku gaslighting mengatakan ia peduli dengan kita, hal itu bisa berbanding terbalik dengan apa yang dilakukannya.

Mereka memberi tahu kita apa yang ingin kita dengar, kemudian melakukan hal lain sesuai kehendaknya.

"Ketika seseorang mengatakan mereka akan melakukan sesuatu, Anda harus bisa percaya mereka akan melakukannya," kata McNulty.

McNulty menyarankan agar kita mempertanyakan kepercayaan kita pada seseorang yang memberi janji-janji manis itu, terutama jika janji-janji manis itu sering ia lakukan.

4. Mereka memanipulasi hubungan

Gaslighters biasanya memanipulasi bagaimana kita melihat orang-orang penting dalam hidup kita.

Misalnya, ia berusaha meyakinkan jika ayah kita tidak menyayangi kita, teman kita telah melakukan fitnah, atau saudara kita berbohong.

Mereka juga akan mengembangkan hubungan dengan beberapa orang lewat cara ini, kemudian meyakinkan mereka bahwa kita gila dan mendukung proses gaslighting yang mereka lakukan.

Dengan meyakinkan semua orang di sekita kita jika mereka adalah satu-satunya orang yang dapat dipercaya, pelaku gaslighting akan menjadi dalang utama.

"Ketika Anda terputus dari orang yang Anda percayai, Anda tidak memiliki akses ke perspektif lain yang mungkin membantu mempertanyakan apa yang terjadi," kata McNulty.

5. Menanyakan kewarasan kita

Setelah menerapkan berbagai cara, seorang pelaku gaslighting akan mempertanyakan kewarasan kita.

"Mereka menyakinkan diri Anda seolah mengalami paranoid atau membayangkan hal-hal yang membuat kita merasa seperti menjadi gila," kata McNulty.

Terus-menerus mempertanyakan realitas kita adalah cara untuk membuat kita merasa ada sesuatu yang salah dengan diri sendiri.

"Pada akhirnya, Anda akan percaya bahwa Anda benar-benar membutuhkan perspektif orang lain untuk bertahan," kata Pitta.

6. Menuduh kita memiliki hal buruk yang dilakukannya

Dikenal sebagai "proyeksi" dalam terapi-berbicara, pelaku gaslighting sering menuduh korban melakukan hal buruk yang sebenarnya mereka lakukan sendiri.

“Berapa banyak pasangan yang menuduh pasangannya selingkuh karena merekalah yang selingkuh?," ucap Pitta.

Menurutnya, orang yang selingkuh melihat dunia dengan cara yang tidak dapat dipercaya karena mereka tidak mempercayainya.

"Mereka mencoba untuk melepaskan diri dari kesalahan dengan cara yang licik," ucap Pitta.

Jika pasangan mereka tidak memiliki perasaan diri yang baik, pelaku gaslighting akan menuduh pasangan mereka yang melakukan perselingkuhan yang sebenarnya dilakukannya sendiri.

7. Kita merasa semakin tidak yakin pada diri sendiri

Seiring waktu, perilaku seorang gaslighter memotong kepercayaan diri seorang korbannya.

Kita mungkin menganggap semua adalah kesalahan kita dan meminta maaf sepanjang waktu, lalu bertanya-tanya apakah kita terlalu sensitif.

Kita mungkin merasa cemas dan terisolasi, dan mempertanyakan kesan, pikiran serta perasaan sehingga kesulitan mengambil keputusan.

"Semua ini akan menjadi efek dari perilaku gaslighting pada seseorang,” kata McNulty.

Lalu, bagaimana cara mengatasi gaslighting?

Jika kita merasa mengalami gaslighting, McNulty menyarankan untuk menceritakan kepada orang yang kita percaya.

"Kita harus keluar dari pengaruh gaslighter dan membuat perspektif Anda didengar dan dipahami," kata McNulty.

Sangat mungkin untuk jatuh hati pada seseorang dan menyadari mereka melakukan gaslighting setelah satu atau dua kali kencan.

Jika kita telah berkali-kali terjebak dalam situasi ini, sebaiknya kita melakukan terapi.

Menurut Pitta, kita harus mencari tahu apa penyebab kita bisa tertarik dengan pelaku gaslighting. Bisa jadi, kita adalah tipe orang yang patuh.

Biasanya, orang yang bersifat mengendalikan mencari pasangan yang bisa mereka kendalikan.

Tentunya, semua akan menjadi lebih rumit saat kita menjali hubungan jangka panjang dengan pelaku gaslighting.

Jika seseorang melakukan gaslighting karena menutupi situasi tertentu, seperti menutupi perselingkuhan, ada harapan untuk menyelamatkan hubungan jika orang tersebut benar-benar menyesal dan bersedia mencoba terapi pasangan.

Namun, jika pelaku gaslighting berusaha mengubah diri kita tetapi kita menyadari hal itu, ada kemungkinan kita bisa "sembuh".

"Banyak orang yang berselingkuh tidak berpikir mereka akan mencari cara untuk membuat selingkuhannya pergi atau berpura-pura seperti itu tidak pernah terjadi," kata McNulty.

Namun, jika seseorang perlahan-lahan melakukan gaslighting pada kita, dan mereka tidak merasakan penyesalan, mereka mungkin memiliki gangguan kepribadian yang serius.

Kita mungkin juga bergulat dengan rasa tidak aman dari diri kita atau mencari koneksi yang kuat selama masa hidup kita yang rentan.

"Saya akan mendukung mengakhiri hubungan. Mengubahnya secara pribadi membutuhkan waktu dan banyak motivasi. Itu jauh lebih rumit dan seringkali tidak terjadi," ucap McNulty.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com