Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gaya Hidup Sehat Para CEO Mulai yang Sekaliber Dunia Hingga Indonesia

Kompas.com, 18 September 2019, 11:36 WIB
HTRMN,
Kurniasih Budi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Ada anggapan kalau orang sibuk kerap memiliki masalah kesehatan. Ini terjadi akibat ketidakmampuan mereka dalam menyeimbangkan pekerjaan dengan aspek kehidupan.

Saking padatnya aktivitas, tak jarang seseorang jadi kurang memperhatikan pola hidup sehat. Contohnya makan tidak teratur, tidak cukup istirahat, serta kurang olahraga.

Namun, hasil penelitian terbaru dari INSEAD, Temple University, dan Hong Kong University of Science and Technology yang dilansir Kompas.com, (14/11/2018) membantah hal tersebut.

Adapun penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Consumer Research tersebut dilakukan dengan mengamati pola pikir orang-orang sibuk.

Para responden diminta untuk membuat serangkaian keputusan mulai dari pola makan, pekerjaan, dan tabungan di masa pensiun.

Hasilnya, orang-orang yang merasa dirinya sibuk cenderung membuat pilihan lebih baik dan lebih sehat dibanding rekan-rekannya.

Beranjak dari penelitian di atas, memang ada beberapa buktinya. Orang sibuk sekaliber Chief Excecutive Officer (CEO) ternama di dunia ternyata sadar akan pentingnya kesehatan.

Penelitian di atas ada benarnya. Ini bisa dilihat dari gaya hidup beberapa orang ternama. Misalnya CEO Twitter Jack Dorsey yang menerapkan pola hidup sehat lewat konsumsi makanan, yaitu dua telur rebus sebagai menu sarapannya tiap hari.

Pengusaha berusia 42 tahun tersebut juga melakukan aktivitas fisik seperti hidroterapi dan meditasi selama satu jam setiap pagi dan sebelum ia tidur.

Sementara itu, sang pendiri Facebook Mark Zuckerberg menerapkan hidup sehat dengan rutin berolahraga minimal tiga kali dalam seminggu.

Lain halnya dengan CEO Tesla Elon Musk. Untuk sarapan pagi, pengusaha yang lahir pada 28 Juni 1971 ini lebih suka mengonsumsi telur dadar dan sebisa mungkin mengurangi makanan atau minuman manis.

Di tengah kesibukannya menjabat sebagai CEO PT Sun Life Finansial Indonesia, Elin Waty masih bisa menerapkan gaya hidup sehat.Dok. Kompas.com Di tengah kesibukannya menjabat sebagai CEO PT Sun Life Finansial Indonesia, Elin Waty masih bisa menerapkan gaya hidup sehat.

Nah, apa yang dilakukan para CEO sekaliber dunia di atas ternyata juga dilakukan oleh CEO PT Sun Life Finansial Indonesia, Elin Waty.

Wanita yang telah terjun di industri asuransi sejak 1994 tersebut punya cara tersendiri dalam menyeimbangkan antara karier dengan kehidupannya.

Elin berupaya menjaga keseimbangan itu untuk menghindari stres yang bisa memicu masalah kesehatan lainnya.

“Kalau saya sedang kerja, saya benar-benar 100 persen fokus untuk pekerjaan. Begitupun sebaliknya. Ketika bersama keluarga, fokus saya 100 persen untuk mereka,” ungkap Elin saat ditemui di kantor pusat Sun Life Indonesia, Jakarta, Jumat (13/9/2019) lalu.

Halaman:


Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau