Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 11/08/2020, 11:09 WIB
Lusia Kus Anna

Editor

KOMPAS.com – Pandemi Covid-19 memberi dampak besar, terutama bagi pelaku bisnis. Namun, kesempatan ini bisa dipakai untuk mengembangkan digital marketing untuk memperluas jangkauan usaha.

Teman Berkebun, sebuah platform digital yang menghubungkan masyarakat yang sedang belajar ilmu berkebun dengan petani di Semarang, yang didirikan oleh Itsnani Mardlotillah, merupakan salah satu contoh Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang berhasil beradaptasi dalam pandemi.

Sany, sapaan akrab Itsnani, mengatakan, dalam kondisi normal biasanya mengadakan kelas berkebun empat sampai lima kali dalam sebulan dengan jumlah peserta sampai 50 orang.

Kelas-kelas itu mengajarkan teknik berkebun di perkotaan dengan cara organik, hidroponik, akuaponik dan vertikultur. Namun, semenjak pandemi melanda kelas offline tidak lagi bisa diadakan. Omset usaha Sany pun turun hingga 60 persen.

“Saya pun harus memotong pengeluaran karyawan dan pengeluaran bulanan perusahaan,” kata Sany tentang usahanya yang didirikan sejak tahun 2017 ini.

Namun kondisi itu tak berlangsung lama. Sany kemudian memanfaatkan aplikasi Google Meet untuk mengganti kelas berkebun secara webinar.

Baca juga: Memetik Laba dari Tren Berkebun di Rumah

Ilustrasi kangkung ditanam dengan metode hidroponik. Media tanam berupa botol plastik bekas. SHUTTERSTOCK/BAYU WIDHI NUGROHO Ilustrasi kangkung ditanam dengan metode hidroponik. Media tanam berupa botol plastik bekas.

“Walau tidak ada praktik dan sepenuhnya diganti jadi pemaparan materi dan diskusi, tapi sekarang kami justru bisa menjangkau peserta di luar pulau yang biasanya sulit dijangkau secara offline,” ujar sarjana Administrasi Publik dari Universitas Diponegoro ini.

Pendiri Teman Berkebun, Sany.Dok Google Pendiri Teman Berkebun, Sany.
Kelas webinar tersebut diadakan bersama 8 petani mitra utama dan 15 orang peserta setiap sesinya.

Dalam kurun waktu tiga tahun sejak didirkan, Teman Berkebun telah mengembangkan bisnisnya menjadi enam program, yaitu kelas berkebun, pasar kebun, YouSUF (youth support urban farmer), buat rawat, kemitraan strategis, dan pengembangan usaha.

Sany mengatakan sekarang ini ia berencana membuat aplikasi khusus untuk petani urban. Tidak menutup kemungkinan bisa dimanfaatkan untuk petani di sub-urban dan daerah pedesaan.

“Yang pasti saya ingin membuat Teman Berkebun menjadi platform pertemuan masyarakat yang ingin belajar berkebun pada mereka yang sudah memulai terlebih dahulu,” katanya.

Baca juga: Ingin Menanam Sayur Sendiri? Ketahui Jenis Sayur yang Cepat Panen

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com