Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com, 12 Oktober 2020, 18:09 WIB
Maria Adeline Tiara Putri,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kecemasan sering kali dirasa sebagai perasaan negatif yang mengganggu kualitas hidup.

Apalagi, kecemasan tak hanya menyerang batin, tapi kadang disertai gejala fisik seperti sakit kepala, berkeringat, jantung berdebar, dada sesak, dan sakit perut.

Kendati demikian, sebenarnya kecemasan adalah hal normal dan bahkan bisa menjadi respons bermanfaat dalam mengantisipasi situasi berbahaya.

Baca juga: Kenali Kecemasan Seksual dan Cara Menghadapinya

Mengutip artikel di laman Very Well Mind, kecemasan bisa dianggap normal apabila muncul dalam situasi tertentu.

Misalnya cemas saat hendak wawancara kerja, menikah, melahirkan, pergi ke tempat asing, dan hal-hal sejenis lainnya.

Rasa cemas seperti ini sebenarnya bermanfaat.

Contoh, saat cemas karena akan melakukan wawancara kerja, membuat seseorang cenderung mempersiapkan diri sebaik-baiknya demi menunjukkan kelebihan agar bisa diterima.

Baca juga: Kecemasan dan Depresi Orangtua Ganggu Mental Anak, Cara Mengatasinya?

Contoh lainnya, rasa cemas saat berjalan melewati jalanan yang gelap dan sepi, membuat seseorang waspada dan mengawasi lingkungan sekitarnya.

Tapi sekali lagi, kecemasan dianggap normal apabila muncul di situasi tertentu, atau dikenal dengan istilah kecemasan intermiten.

Sedangkan kecemasan yang terjadi sepanjang hari, dan tak hilang dalam waktu lama -kira=kira enam bulan, bisa mengindikasikan masalah kesehatan mental.

Kecemasan semacam itu tidak rasional dan mengganggu banyak fungsi kehidupan.

Contohnya kerap menghindar dari berbagai hal, kekhawatiran yang muncul terus menerus, serta sulit berkonsentrasi.

Baca juga: Aktivitas Virtual Bikin Banyak Orang Alami Kecemasan Penampilan, Apa Sebabnya?

Selain itu, apabila kecemasan sudah memengaruhi perilaku seseorang dalam memandang hidup, maka tak bisa lagi dianggap normal.

Deteksi dan intervensi dini penting untuk dilakukan karena kecemasan dapat bertambah buruk jika tidak segera ditangani.

Tak hanya masalah mental, kecemasan bisa menyebabkan berbagai penyakit fisik seperti penyakit jantung, masalah perut, dan nyeri.

Oleh karenanya, penting untuk segera berkonsultasi ke psikolog atau ahli kejiwaan lainnya saat kecemasan tak bisa lagi dikendalikan.

Tenaga profesional dapat membantu mengatasi kecemasan dan komplikasinya bisa dihindari dengan pengobatan.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau