KOMPAS.com - Kecemasan menjadi kondisi kejiwaan yang banyak dialami oleh masyarakat di tengah masa pandemi.
Beberapa penyebabnya antara lain ketidakpastian kapan situasi ini akan berakhir, kuranya interaksi sosial, permasalahan ekonomi, dan masih banyak lagi.
Banyaknya aktivitas virtual ternyata juga melahirkan banyak pemicu kecemasan, salah satunya karena seseorang cenderung lebih memperhatikan penampilan mereka ketika tampil di depan kamera.
"Di situasi yang tidak natural ini semua harus dari layar. Kita juga lebih aware dengan penampilan fisik, melihat penampilan fisik kita saat tampil virtual juga bisa membawa kecemasan."
Hal itu dikemukakan oleh Psikolog anak, remaja dan keluarga, Saskhya Aulia Prima, M. Psi dalam Nivea Lip Crayon Virtual Press Launch, Kamis (1/10/2020).
Baca juga: Bagaimana Keluar dari Kecemasan dan Rasa Takut di Masa Pandemi?
Saskhya menambahkan, sejumlah penelitian pernah mendalami tentang kepercayaan diri terhadap perempuan remaja.
Adapun menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), kelompok remaja berkisar antara usia 10-19 tahun dan anak muda antara usia 15-24 tahun.
Penelitian-penelitian tersebut menemukan bahwa remaja perempuan memiliki imaginery audience atau kondisi di mana mereka membayangkan dan meyakini ada banyak orang yang dengan antusias memerhatikan mereka.
Kondisi tersebut membuat mereka kerap kali mendengar semacam "suara-suara kecil" yang seolah menilai penampilan mereka.
"Tekanan sosial itu mulai dari media sosial dan sebagainya. Bukan salah medsos tapi kadang kita sebagai individu kurang baik dengan diri sendiri sehingga imaginary audience tidak terkontrol," papar Saskhya.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.