Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com, 30 Desember 2020, 17:32 WIB
Ryan Sara Pratiwi,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

Memahami dunia investasi tidak memerlukan kita menjadi ahli keuangan, tetapi mempelajari terminologi, mengetahui toleransi risiko, dan memiliki ide tentang apa yang ingin kita investasikan.

Apabila kita masih ragu untuk memulainya sendiri, mungkin bisa bicarakan hal ini dengan penasihat keuangan untuk mendapat kepastian tentang cara pendekatan investasi.

3. Pikirkan tentang saham

Saham adalah salah satu cara paling hemat pajak untuk berinvestasi dan dengan tingkat suku bunga rendah.

Ditambah, adanya inflasi berarti tabungan tunai tidak mungkin menghasilkan pengembalian yang signifikan. Investasi pasar saham memungkinkan uang bekerja sekeras kita bekerja untuk mendapatkannya.

Meski begitu, Davinia menjelaskan, bahwa tetap ada risiko yang terkait dengan investasi. Jadi, sebaiknya lakukan riset sebelum kita memulainya.

"Pastikan juga kita bersedia mengambil pandangan jangka panjang dan jangan berharap untuk menjadi kaya dalam semalam," ujarnya.

Baca juga: Tips Membeli Saham untuk Pemula Ala Lo Kheng Hong

4. Siapkan rencana membeli properti

Cari tahu berapa banyak properti yang akan dijual di lokasi target kita dan bicarakan dengan agen lokal untuk melihat apa yang realistis berdasarkan waktu kita akan membelinya.

"Lihat berapa banyak cicilan yang dibutuhkan dan hitung berapa lama waktu yang diperlukan untuk menghasilkan uang tunai," kata Davina.

Tetaplah berpikiran terbuka. Apakah properti itu dimaksudkan sebagai investasi atau kita berencana untuk tinggal di dalamnya?

Jika kita ingin membeli, maka kita perlu menilai potensi investasinya dari sudut pandang yang berbeda dari rumah yang akan berfungsi sebagai hunian.

Apabila properti tersebut dimaksudkan sebagai investasi, ingatlah bahwa diversifikasi adalah kuncinya. Jadi, kita sebaiknya memiliki jenis investasi lain seperti saham.

Baca juga: Tips Atur Keuangan Rumah Tangga di Masa Resesi

5. Investasikan uang dalam kebiasaan yang baik

Hentikan pembelian impulsif yang sebenarnya tidak diperlukan. Mengingat hampir semua orang beralih ke belanja online selama masa pandemi ini.

Sebuah penelitian menunjukkan, bahwa lebih dari 58 persen persen orang berusia 18 hingga 24 tahun mengalami masalah dengan skema sekarang-bayar-nanti.

Sebanyak 57 persen dari skema ini mendorong pengeluaran berlebih. Maka dari itu, salah satu cara untuk menahan pembelian impulsif adalah dengan menunda pembelian untuk jangka waktu tertentu.

"Mulailah menerapkan kedisiplinan pada kebiasaan belanja kita dan tetapkan anggaran yang sesuai untuk tujuan tertentu," jelas Davinia.

"Tapi juga sediakan ruang dalam anggaran kita untuk kesenangan menikmati hidup," lanjut dia.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang

Halaman:


Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau