Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mahalnya Stroberi Korea, Buah Favorit Sisca Kohl

Kompas.com, 31 Maret 2021, 15:47 WIB
Sekar Langit Nariswari,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Konten tiktok Sisca Kohl yang berisi review makanan dan juga masakan kerap viral karena penggunaan bahan makanan impor. Buah yang termasuk favoritnya adalah stroberi korea seharga Rp 1,2 juta per kilogram.

Buah ini memang merupakan salah satu jenis buah yang tergolong mewah dan digemari banyak orang karena rasanya yang manis. Selain itu ukurannya juga lebih besar dengan kandungan air lebih banyak.

Ini adalah alasan buah ini begitu lezat dinikmati segar tanpa tambahan apapun. Dunia kuliner juga menggemarinya untuk diolah menjadi makanan dan dessert.

Indonesia juga salah satu konsumen buah dari negeri ginseng ini meski bukan yang utama. Korea Selatang mengirim 30 persen hasil panen perkebunan stroberinya ke Hongkong.

Persentase ini kemudian disusul oleh Singapura, Thailand, Vietnam dan Malaysia. Mengacu pada laporan Korea.net disebutkan jika 71,58 persen dari stroberi yang ada di Vietnam kini berasal dari Korea.

Baca juga: 6 Buah Termahal di Dunia: Stroberi Rp 59 Juta hingga Melon Rp 675 Juta

Popularitasnya juga sampai ke berbagai negara barat. Negara asal Kpop ini mengirim stroberi panenannya ke setidaknya 20 negara di dunia termasuk Amerika Serikat, Kanada dan Selandia Baru.

Tak heran jika jumlah pengirimannya sangat tinggi dan terus meningkat meski di tengah pandemi.

Mengalahkan Jepang

Informasi Perdagangan Pertanian Korea di bawah Korea Agro-Fisheries and Food Trade Corp pada 5 Februari menyebutkan ekspor stroberi secara bertahap meningkat setiap tahun.

Bahkan ekspor pada tahun 2020 lalu mencapai nilai 53,79 juta dollar Amerika, naik pesat jika dibandingkan tahun 2015 yang hanya mencapai 33,03 juta dollar AS.

Angka ini merupakan prestasi sendiri jika melihat fakta bahwa sebelumnya stroberi Jepang sebelumnya begitu mendominasi pasar lokal Korea. Namun hal ini berhasil dihilangkan dengan perbaikan varietas lokal dan distribusi yang matang.

Baca juga: Beli Nasi Goreng Rp 400 Juta, Sisca Kohl Trending Twitter

Hasil Kerja Keras Petani Lokal

Ilustrasi strawberry.pixabay.com/Couleur Ilustrasi strawberry.

Popularitas serta harganya yang sekarang amat tinggi adalah buah dari kerja keras pelaku pertanian negara Asia Timur ini.

Awalnya budidaya stroberi dipicu akan banyaknya stroberi Jepang yang membanjiri pasar Korea. Lembaga pertanian setempat kemudian berupaya mengembangkan varietas lokal yang dimulai dengan jenis Seolhyang.

Varietasnya kemudian betambah dengan jenis Maehyang yang ditujukan untuk ekspor dan Ssanta yang ramah pengawetan. Budidaya ini terus berlanjut hingga kini Korea Selatan secara resmi memiliki setidaknya 49 varietas.

Baca juga: 5 Manfaat Stroberi, Termasuk Membantu Turunkan Berat Badan

Halaman:


Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau