KOMPAS.com - Istilah "demi konten" rasanya semakin sering kita dengar belakangan ini, termasuk dalam percakapan sehari-hari bersama orang-orang dekat.
Tak jarang, ide untuk membuat konten tersebut juga menerobos nalar dan menempatkan seseorang dalam bahaya.
Belum lama ini, misalnya, dilaporkan seorang pemuda terlihat sedang mencoba memberhentikan truk bersama teman-temannya di wilayah Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Aksi yang dilakukan "demi konten" video itu membuat pria tersebut akhirnya tewas terlindas truk.
Baca juga: Demi Konten Viral, Pemuda Ini Tewas Terlindas Truk
Ada lagi sekelompok remaja di Kabupaten Blitar, Jawa Timur, yang ditangkap polisi gara-gara menakut-nakuti warga dengan menyamar jadi pocong.
Selain meresahkan, kelakuan mereka juga dianggap membahayakan diri sendiri dan orang lain.
Belakangan diketahui bahwa mereka melakukan hal tersebut demi mengejar angka subscriber di kanal YouTube.
Cerita-cerita semacam ini ada banyak sekali, tak hanya di dalam negeri, tetapi juga di luar negeri.
Kita sering kali cuma bisa menggelengkan kepala sambil berpikir, "Buat apa, sih?"
Lalu, apa sebabnya banyak orang melakukan hal berbahaya atau konyol demi konten di media sosial?
Baca juga: Saksi Sebut Anak 14 Tahun yang Meninggal Terlindas Sering Berhentikan Truk demi Konten di Medsos
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.