Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kapan Nikah? Pertanyaan Tanpa Faedah yang Bisa Melukai Hati

Kompas.com, 12 Juni 2021, 12:49 WIB
Sekar Langit Nariswari,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

Sumber QZ

KOMPAS.com - Kartika Putri jadi pembahasan warganet setelah ia seakan mendesak Luna Maya segera menikah. Ucapannya dalam salah satu podcast terbaru itu dinilai tidak sopan dan menyinggung perasaan.

“Mbak, buru-buru deh nikah, enak nikah mbak. Tidur ada yang melukin. Kalau selimut kebuka nih ya ntar ada yang nyelimutin,” ujar Kartika ketika hadir dalam podcast di kanal Youtube TS Media.

Ia bahkan menolak menjawab pertanyaan lebih lanjut apabila Luna Maya tidak merespons sarannya.

Sikap dari istri Usman bin Yahya ini dinilai warganet keterlaluan dan lancang. Banyak yang beranggapan ia terlalu ikut campur urusan pribadi orang lain dan tidak seharusnya berbuat demikian.

Baca juga: Klarifikasi Kartika Putri soal Pertanyaan Kapan Nikah untuk Luna Maya

Menanggapi hal ini, ia kemudian menyampaikan permintaan maaf melalui akun Instagram-nya. Menurutnya, ia tak punya niatan buruk dan hanya ingin temannya itu mengalami kebahagiaan yang serupa.

Karena kedekatan hubungan keduanya, wanita berhijab ini menganggap pertanyaannya biasa saja.

"Tapi mungkin aku salah di waktu dan moment yang tidak tepat," ujarnya, dikutip dari Instastory-nya.

Di sisi lain, Luna Maya juga telah meminta warganet untuk berhenti menghujat Kartika. Founder NAMA Beauty ini mengaku tidak tersinggung dengan pertanyaan itu dan hanya berusaha untuk berbagi pemikiran soal pernikahan.

Baca juga: Tips Menjawab Pertanyaan Klise Saat Lebaran, Termasuk Kapan Nikah...

Terlepas kontroversi berkaitan dua artis ini, pertanyaan soal menikah memang sering menghinggapi wanita dewasa. Khususnya jika usianya dianggap sudah tepat untuk menikah atau berbagai faktor lainnya.

Bukan hanya pertanyaan, ucapan yang muncul dari orang lain bisa berupa anjuran, nasihat, dan bahkan desakan untuk segera mengakhiri masa lajang.

Ujaran seperti itu bisa muncul dari siapa saja termasuk keluarga, teman, dan rekan kerja.

Banyak yang melontarkannya baik di momen serius, santai, maupun ketika baru pertama kali bertemu. Mereka sering tidak menyadari bahwa hal itu bisa mengusik urusan pribadi orang lain dan membuat suasana tidak nyaman.

Baca juga: Bingung Ditanya Kapan Nikah? Saat Lebaran, Ini Solusinya

Tak ada perlunya bertanya soal status pernikahan seseorang

Pertanyaan soal status pernikahan seseorang, termasuk nasihat untuk menyegerakannya, sebaiknya tak perlu diajukan. Sebenarnya, saran atau pertanyaan soal perkawinan mungkin tidak dilontarkan karena niat jahat atau iri hati.

Hanya saja, ini memang agak berlebihan dan keluar dari jalur yang seharusnya. Banyak yang ditujukan sebagai basa-basi, candaan atau sekedar obrolan santai membuka percakapan.

Hanya saja, pertanyaan ini bisa membuat situasi menjadi canggung dan dampaknya bisa saja buruk dan tidak bermanfaat. Mungkin saja orang lain akan merasa tersinggung atau bersedih hati karenanya.

Baca juga: Jangan Dipaksa, Ini 10 Tanda Kita Belum Siap Menikah

Halaman:


Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau