KOMPAS.com - Pembahasan soal bahaya berbagi data pribadi, tanpa disadari, sedang viral di media sosial.
Hal ini berawal dari challenge untuk membagikan variasi nama panggilan yang sempat menjadi tren di Instagram.
Netizen belakangan baru menyadari bahwa challenge yang terkesan seru itu ternyata bisa menjadi bentuk dari teknik manipulasi social enggineering.
Jebakan tersebut bisa dijadikan ajang profiling guna mengumpulkan data pribadi kita. Informasi ini kemudian bisa disalahgunakan untuk membobol privasi, termasuk konten personal maupun rekening keuangan kita.
Selain itu, data tersebut bisa dipakai untuk merusak reputasi atau modus penipuan terhadap keluarga atau orang terdekat kita. Ada banyak ancaman kejahatan atau kekerasan online lain yang mengancam jika kita gegabah membagikan data pribadi kepada banyak orang.
Baca juga: Hati-hati, Tren Challenge di Medsos Umbar Data Pribadi Tanpa Sadar
Banyak orang sering kali tidak menyadari betapa krusialnya data yang dibagikannya di media sosial. Seperti challenge baru-baru ini yang meminta kita menyebutkan variasi nama panggilan, termasuk dari keluarga dan orangtua.
Sebelumnya, sempat ada tren untuk membagikan tulisan tangan, tanggal lahir, sampai potret tempat tinggal.
Kebanyakan netizen terjebak tren tersebut karena merasa tindakannya sepele dan tidak berbahaya. Informasi yang dibagikan secara sukarela itu dianggap remeh, tidak penting, dan bukan hal pribadi.
Padahal, ada banyak hal yang termasuk sebagai data pribadi, bukan hanya nomor identitas, foto KTP, atau nama ibu kandung.
Baca juga: Social Engineering, Teknik Manipulasi di Balik Tren Media Sosial
Data pribadi, atau dikenal juga dengan nama Personally Identifible Information (PII), adalah suatu atau sekelompok hal atau informasi yang dapat digunakan untuk mengidentifikasikan, melacak, atau merujuk individu tertentu secara spesifik.
Untuk lebih memahaminya, berikut adalah daftar informasi yang termasuk data pribadi berdasarkan Panduan Memahami dan Menyikap Kekerasan Berbasis Gender Online yang dirilis Safenet:
Internet saat ini dipenuhi dengan berbagai risiko kejahatan dan kekerasan online sehingga data pribadi kita sebaiknya tidak diumbar. Bukan hanya melalui media sosial seperti Instagram atau TikTok, melainkan juga aplikasi chatting seperti Telegram dan WhatsApp.
Baca juga: Alasan Anak Sebaiknya Tak Gunakan Media Sosial Sebelum 11 Tahun
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.