Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 15/12/2021, 06:06 WIB
Anya Dellanita,
Wisnubrata

Tim Redaksi

Sumber Bloomberg

KOMPAS.com - Perseteruan antara Nike dan Adidas rupanya belum usai. Selain bersaing dalam produk dan iklan, kedua perusahaan sepatu raksasa itu juga mengklaim paten masing-masing.

Kali ini, Nike Inc. meminta badan perdagangan AS untuk memblokir impor berbagai macam sepatu Adidas AG Primeknit. Nike beralasan bahwa Adidas menyontek penemuan paten Nike atas kain rajutan yang disebut berkinerja tinggi dan memanfaatkan limbah itu.

Melansir Bloomberg, keluhan yang diajukan pada hari Rabu (8/12/2021) lalu di Komisi Perdagangan Internasional di Washington tersebut berupaya untuk melarang impor berbagai jenis sepatu Adidas, seperti Stella McCartney Ultraboost, Pharrell Williams Superstar Primeknit Shoes, dan sepatu hiking Terrex Free Hiker.

Selain itu, Nike juga mengajukan gugatan pelanggaran paten di pengadilan federal di Oregon dengan tuduhan serupa.

Paten tersebut mencakup teknologi FlyKnit Nike, yang menggunakan benang khusus dari bahan daur ulang untuk menciptakan bagian serupa kaus kaki di bagian upper sepatu.

Sementara itu, Adidas pun memiliki sepatu lari Primeknit, bahan rajutan ringan yang memiliki fungsi serupa dengan FlyKnit.

Menurut Nike, paten tersebut merupakan hasil dari berbagai penelitian yang berlangsung selama satu dekade, dan menghabiskan dana lebih dari 100 juta dolar AS (sekitar Rp 1,43 triliun).

Selain itu, Nike berpendapat bahwa paten yang didapatkan dari hasil penelitian yang hampir semuanya dilakukan di AS tersebut mewakili inovasi teknologi besar pertama pada bagian upper sepatu dalam beberapa dekade.

Lebih lanjut, Nike mengungkapkan bahwa FlyKnit telah diperkenalkan sebelum Olimpiade London 2012 dan telah dipakai di sepatu pemain basket ternama LeBron James, superstar sepak bola internasional Cristiano Ronaldo, serta pelari maraton rekor dunia Eliud Kipchoge.

" Adidas telah mengabaikan inovasi independen," kata Nike dalam pengajuan pengadilan.

Halaman:
Sumber Bloomberg
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com