Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

The Rock Disebut Punya Tengkorak T-rex Asli, Benarkah?

Kompas.com, 20 Januari 2022, 12:05 WIB
Ryan Sara Pratiwi,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Aktor Dwayne "The Rock" Johnson dikabarkan telah membeli tengkorak salah satu spesimen Tyrannosaurus rex terlengkap bernama Stan.

Konon, dia membelinya dengan harga 31,8 juta dollar AS atau Rp 456 miliar pada Oktober 2020 lalu.

Desas-desus tersebut beredar secara online pada minggu ini, setelah aktor itu muncul dalam pertunjukan NFL "ManningCast" di ESPN.

"Saya punya tengkorak T-rex, ya. Itu Stan," kata Johnson selama pertunjukan.

"Stan adalah tengkorak T-rex terlengkap yang pernah ditemukan oleh seorang ahli paleontologi muda bernama Stan."

Baca juga: Dwayne Johnson Beri Mobil Ford F-150 Raptor-nya untuk Penggemar

"Jadi, T-rex ini dinamai sama dengan namanya, cukup keren kan?" ujar dia.

Tetapi, apakah itu benar-benar tengkorak T-rex Stan, atau hanya replika dari hewan purba yang telah punah tersebut?

Hanya replika

Pertanyaan ini kemudian menjadi perdebatan di dunia maya.

Ahli paleontologi dan pendiri Black Hills Institute (BHI) -perusahaan yang sebelumnya memiliki dan menampung Stan- di South Dakota, Peter Larson, akhirnya menyelesaikan masalah ini.

Menurut Larson, tengkorak yang dimiliki oleh Johnson adalah replika, bukan yang asli.

"The Rock membeli gips tengkorak Stan dari Black Hills Institute menjelang akhir 2021," ungkap dia kepada Live Science.

"Kami sangat senang dia mendapatkannya. Dia salah satu pahlawan kami. Dia tampaknya benar-benar manusia sejati yang memainkan peran yang cukup keren dalam film," sambung Larson.

Meskipun tidak semahal spesimen yang dilelang, replika tengkorak Stan yang dipasang itu tetap tidak murah, karena harganya bisa mencapai 11.500 dollar AS atau sekitar Rp 165 miliar.

Larson mengatakan, BHI menjual 5-10 replika tengkorak Stan setahun, dan ini merupakan salah satu angka penjualan terbaiknya.

Baca juga: Peneliti Temukan Fosil T-Rex yang Didiagnosis Terkena Infeksi Tulang

"Yang sangat keren adalah ukurannya yang bisa kita masukkan ke dalam rumah," ungkap dia.

"Dengan panjang 147 centimeter dan lebar 81 centimeter, tengkorak ini jauh lebih kecil daripada seluruh kerangka Stan yang berukuran hampir 12 meter mulai dari moncong hingga ke ekor."

"Tingginya pun mencapai 3,6 meter hingga ke panggul," lanjut dia.

Meski demikian, Larson tidak mengetahui secara pasti siapa yang memiliki tengkorak asli dari Stan. Dia mengaku perusahaan lelang tidak bisa memberi tahunya mengenai keberadaan Stan.

"Kami berharap Stan akan pergi ke museum. Stan adalah spesimen yang sangat penting untuk sains," tutur dia.

Awal mula pelelangan Stan

Kisah di balik pelelangan Stan terungkap pada tahun 2015, ketika saudara laki-laki Larson, Neal Larson, pemegang saham minoritas BHI memutuskan untuk meninggalkan lembaga tersebut.

Dia meminta Peter Larson dan pemegang saham lainnya, Robert Farrar, agar BHI dilikuidasi.

"Dia mengajukan gugatan terhadap kami dan menang," kata Peter Larson.

"Tidak ingin melikuidasi, pengacara saya dan saya datang dengan ide untuk melepaskan Stan sebagai sesuatu yang bisa saya jual dan mendapatkan banyak uang," kata dia.

Stan akhirnya menjadi fosil termahal yang pernah dijual di ajang lelang.

Namun, banyak ahli paleontologi dan Society for Vertebrate Paleontology kecewa dengan penjualan tersebut karena mereka masih harus banyak belajar tentang Stan.

Misalnya, para peneliti tahu bahwa Stan sudah dewasa, tetapi mereka tidak yakin berapa usianya.

Sebab, mereka belum mengambil sampel bagian yang baik dari tulangnya, yang dapat mengungkapkan usia spesimen.

Spesimen T-rex yang berbeda usia juga dapat mengungkapkan bagaimana raja dinosaurus tumbuh saat mencapai usia akhir 20-an.

Baca juga: Luka di Tengkorak Ungkap T-rex Saling Gigit Muka Saat Pendekatan ke Lawan Jenis

Ahli paleontologi amatir Stan Sacrison menemukan Stan di Formasi Hell Creek, dekat kota Buffalo, South Dakota, pada tahun 1987.

Kemudian, para ilmuwan di BHI menghabiskan lebih dari 300.000 jam menggali dan mempersiapkan kerangka untuk dibawa berkeliling dunia pada 1990-an dan diperiksa dalam 100 penelitian.

Penelitian anatomi mengungkapkan, Stan bertempur dalam beberapa perkelahian kejam ketika masih hidup sekitar 67 juta tahun yang lalu selama periode Cretaceous.

Hal itu diketahui karena Stan memiliki beberapa tulang yang patah, termasuk lehernya, serta tulang rusuk yang sembuh dan bekas luka di tengkoraknya.

"Stan itu tangguh, jadi tidak heran The Rock ingin memiliki replika Stan di rumahnya," ujar Larson.

"Saya pikir sangat keren bahwa orang-orang berspekulasi dia membeli Stan yang asli meskipun memang The Rock memiliki uang untuk membeli Stan."

"Tapi, saya tidak berpikir dia yang membelinya karena saya berharap Stan ada di museum," imbuh dia lagi.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau