Louis Vuitton Naikkan Harga Semua Produk, Ada Apa?

KOMPAS.com - Louis Vuitton, salah satu brand fesyen ternama di bawah LVMH, mengumumkan tentang kenaikan harga atas semua produknya di seluruh dunia mulai minggu ini.

Keputusan tersebut datang setelah banyak perusahaan sejenis -termasuk LV, mulai kesulitan menghadapi masalah pasokan bahan baku.

Louis Vuitton juga mengungkapkan, naiknya biaya produksi dan inflasi global merupakan alasan utama di balik keputusan ini. 

Baca juga: Rekor, Louis Vuitton x Nike Air Force 1 by Virgil Abloh Terjual Rp 5 Miliar

“Penyesuaian harga ini memperhitungkan biaya produksi, bahan baku, transportasi, dan inflasi,” ujar pihak Louis Vuitton.

Langkah yang diambil Louis Vuitton ini diambil setelah kompetitor mereka, seperti Hermès dan Chanel, mengumumkan hal serupa pada Desember tahun lalu.

Sebelumnya, Chanel diketahui mengumumkan kenaikan harga handbag klasiknya setidaknya hingga 60 persen lebih tinggi.

Masalah pasokan bahan ini dipicu oleh pandemi covid-19 yang memaksa banyak perusahaan untuk menghentikan atau meminimalisasi produksi sejak tahun 2020 lalu.

Baca juga: Dilelang, Sneaker Louis Vuitton x Nike Air Force Karya Virgil Abloh Ini Dihargai Rp 1,2 Miliar

Hal ini menyebabkan adanya penundaan produksi di seluruh dunia, dan terjadinya gangguan rantai pasokan berskala global.

Forbes pun melaporkan, CEO LVMH Bernard Arnault memberikan komentarnya terkait kenaikan harga itu.

“Kami tetap harus masuk akal (dalam menaikkan harga).” ujar Arnault.

Kendati demikian, Louis Vuitton masih melaporkan rekor pendapatan untuk tahun 2021, mencapai 71,1 miliar dolar AS atau sekitar Rp1,014 kuadtriliun.

Baca juga: Louis Vuitton Kembali Mengumumkan Koleksi Furnitur Terbarunya

Artinya, capaian tersebut meningkat 40 persen dari pencapaian tahun 2020.

Per Selasa lalu, terlihat harga saham LVMH mengalami peningkatan hingga 3,58 persen, dan ditutup pada level tertinggi 694 dolar AS atau sekitar Rp 9,9 juta di penghujung hari.