Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Isu Besar di Balik Hilangnya Pasar Nike dan Adidas di China

Kompas.com, 26 Februari 2022, 06:00 WIB
Ryan Sara Pratiwi,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

Sumber yahoo.com

KOMPAS.com - Konsumen di China tampaknya sudah tidak lagi memiliki minat yang tinggi terhadap merek perlengkapan olahraga Nike dan Adidas.

Menurut analisis Bloomberg yang menunjuk pada krisis kapas Xinjiang pada awal 2021, hal ini disebabkan adanya penolakan nasionalistik terhadap tuduhan kerja paksa yang dilakukan oleh kedua merek tersebut.

Kontroversi berpusat pada dugaan penggunaan kerja paksa untuk memproduksi kapas di wilayah otonomi Xinjiang, yang merupakan rumah bagi komunitas Uighur China dan etnis minoritas lainnya.

Baca juga: AS Desak Perusahaan Segera Putus Bisnis dengan Xinjiang atau Kena Masalah Hukum

Isu kerja paksa

Dalam beberapa tahun terakhir, China telah menghadapi tuduhan pelanggaran hak asasi manusia di wilayah Xinjiang.

Para kritikus mengklaim bahwa apa yang disebut sebagai "pusat pendidikan" di sana sebenarnya adalah penjara dalam praktiknya.

Pada Januari 2021, mantan Presiden Donald Trump juga melarang semua impor kapas dari Xinjiang.

Trump juga melarang impor atas produk yang terbuat dari bahan tersebut dan menyatakan bahwa China telah melakukan genosida.

Kemudian pada bulan Desember, sebuah pengadilan independen di London memutuskan bahwa China bersalah atas genosida dengan menggambarkan bagaimana beberapa orang Uighur tewas akibat dari pekerjaan atau aktivitas fisik yang berlebihan.

Berdasarkan analisis mendalam Bloomberg, kontroversi kapas pada Maret 2021 tampaknya kembali meningkat setelah beberapa merek Barat lainnya diduga turut menggunakan kerja paksa di Xinjiang.

Baca juga: Uighur di Xinjiang Terus Disorot Barat, Artis China Ikut Balas Dendam Lewat Nike

Merek-merek itu termasuk H&M, Converse, Burberry, Zara, Hugo Boss, Gap, dan sebagainya.

"Kami prihatin dengan laporan kerja paksa yang wilayah otonomi Uighur Xinjiang (XUAR)," kata pihak Nike dalam sebuah pernyataan.

"Nike tidak mengambil produk dari XUAR dan kami telah mengonfirmasi dengan pemasok kontrak kami, mereka tidak menggunakan tekstil atau benang pintal dari wilayah tersebut," sambung Nike.

Sama seperti Nike, Adidas juga mengeluarkan pernyataan telah menghentikan pengambilan produk kapas atau benang dari wilayah tersebut.

"Pada tahun 2019, setelah mengetahui tuduhan terhadap beberapa perusahaan yang mengambil sumber dari kerja paksa di Xinjiang, Cina, kami secara eksplisit mewajibkan pemasok kain kami untuk tidak mencari benang apa pun dari sana."

"Adidas tidak pernah memproduksi barang di Xinjiang dan tidak memiliki hubungan kontrak dengan pemasok Xinjiang mana pun," demikian penegasan merek tersebut.

Halaman:


Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau