Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com, 19 April 2022, 14:24 WIB
Gading Perkasa,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

Sumber AZ Animals

KOMPAS.com - Dalam berburu, ular menggunakan taring untuk menyuntikkan bisa ke tubuh mangsanya.

Taring ular adalah gigi tajam yang berukuran panjang dan terhubung ke kantung kecil di bagian belakang mata yang menyimpan racun.

Bentuk taring bisa berlekuk atau berlubang, dan fungsinya untuk mengeluarkan racun dari kantung melalui gigi ke kulit atau bagian tubuh lain mangsa yang diserang.

Sebagian besar spesies ular memiliki gigi, namun hanya ular berbisa yang dibekali dengan taring.

Baca juga: Ini 10 Jenis Ular Cobra Terbesar di Dunia

Ketika seekor ular menggigit, atau meludah (seperti yang dilakukan spitting cobra), racun akan dilepaskan ke mangsa dan menimbulkan efek dalam waktu cepat.

Jenis taring pada ular

Ada tiga jenis familia atau keluarga ular berbisa --Viper, Elapidae, dan Colubridae-- yang memiliki bentuk taring yang unik.

1. Taring solenoglif (solenoglyphous)

Taring ini ditemukan pada keluarga ular Viper. Bentuknya berongga, bisa dilipat, dan dirancang untuk menyuntikkan racun sedalam mungkin.

Jenis taring solenoglif biasa dibandingkan dengan jarum suntik, karena memiliki mekanisme yang sama dalam hal mendistribusikan dan menyuntikkan cairan beracun.

Taring solenoglif dapat mengirimkan racun dari ular ke mangsanya lebih cepat daripada taring lainnya.

Dengan membantu ular mengunci mangsa di rahangnya, taring ini menciptakan luka yang memudahkan racun untuk masuk lebih dalam ke bagian tubuh mangsa.

Ini adalah jenis taring terpanjang dan paling berbahaya yang ditemukan pada seekor ular.

2. Taring proteroglif (proteroglyphous)

Taring proteroglif ditemukan di keluarga ular Elapidae. Keluarga Elapidae mencakup black mamba, ular laut, kobra, dan beberapa jenis lainnya.

Taring ini tidak dapat memanjang atau bergerak, dan berukuran jauh lebih pendek ketimbang taring solenoglif.

Namun, ular tertentu dengan jenis taring proteroglif mengeluarkan racun pada kecepatan tinggi, dan bisa memiliki lebih dari satu taring di kantung gigi.

Baca juga: King Cobra, Ular Paling Cerdas di Muka Bumi, Ini Buktinya...

Hal itu memungkinkan ular dari keluarga Elapidae untuk mencengkeram mangsa dengan erat dan menyuntikkan lebih banyak racun ke tubuh mangsa tersebut.

3. Taring opistoglifus (opistoglyphous)

Keluarga ular Colubrid sebagian besar adalah ular dari subfamilia Xenodontinae.

Beberapa jenis yang populer adalah ular cacing, ular lumpur, dan ular ringneck, dengan taring opistoglifus yang terletak di bagian belakang mulut.

Ular-ular ini harus mengunyah mangsanya untuk menyuntikkan racun, sehingga sebagian besar gigitan ular dengan taring ini tidak mematikan.

Ular dengan ukuran taring terbesar di muka bumi

Umumnya, ukuran taring ular tergantung pada seberapa besar ular itu. Namun, kebanyakan ular yang memiliki taring terbesar di dunia berasal dari keluarga Viper.

1. Ular bandotan gabon (gaboon viper)

Ditemukan di hutan hujan serta sabana Afrika sub-Sahara, bandotan gabon menempati urutan pertama dalam daftar ini.

Ular tersebut mempunyai taring terpanjang dan jumlah racun tertinggi yang ditemukan di semua spesies ular.

Diketahui, taring bandotan gabon bisa tumbuh hingga mencapai lima sentimeter.

2. Ular derik punggung berlian timur (eastern diamondback rattlesnake)

Spesies ular ini memiliki taring berukuran mencapai 2,5 sentimeter.

Ular derik punggung berlian timur dewasa biasanya berukuran 1,2 meter, dan banyak yang keliru menyamakannya dengan ular derik punggung berlian barat karena ukuran tubuhnya.

Baca juga: 8 Predator Alami Ular Cobra

Meski ukuran tubuh sama, ukuran taring kedua ular itu berbeda. Taring pada ular derik punggung berlian barat hanya sepanjang 1,9 sentimeter.

Kadar bisa atau racun pada ular derik punggung berlian timur terbilang tinggi.

Rata-rata ular ini menyuntikkan 400-450 miligram racun setiap gigitan, dengan tingkat maksimum 858-1.000 miligram.

3. Ular derik punggung berlian barat (western diamondback rattlesnake)

Seperti disinggung di poin sebelumnya, ular derik punggung berlian barat memiliki ukuran mencapai 1,2 meter dengan panjang taring sekitar 1,9 sentimeter.

Namun, beberapa spesies ini ada yang mempunyai taring sepanjang 3 sentimeter.

Ketika merasa terancam, ular derik punggung berlian barat akan mengeluarkan suara dan meliuk-liuk sebelum menyerang.

Rata-rata gigitan dari spesies ini dapat melepaskan 250-350 miligram racun, bahkan bisa mencapai 800 miligram.

4. Ular bandotan gembung (puff adder)

Bandotan gembung dewasa berukuran sekitar 900 sentimeter, dengan ukuran taring sepanjang dua sentimeter.

Baca juga: Serupa tapi Tak Sama, Ini Bedanya King Cobra Vs Cobra

Sebagian besar kasus gigitan ular di Afrika disebabkan oleh ular bandotan gembung ini.

Jumlah racun yang dilepaskan rata-rata 150-350 miligram, dengan tingkat maksimum 700-750 miligram.

Biasanya, bandotan gembung memangsa hewan pengerat, burung, kadal, mamalia kecil dan kodok.

Ular itu menunggu mangsanya dengan sabar sampai situasinya memungkinkan untuk menyergap.

Bandotan gembung diketahui dapat menunggu mangsa selama berminggu-minggu.

5. Ular kepala tombak emas (golden lancehead)

Ular kepala tombak emas akan tumbuh mencapai sekitar 78 sentimeter ketika dewasa.

Banyak ditemukan di Brasil, ular ini memiliki sisik berwarna emas dan kepala berbentuk segitiga.

Taring berukuran dua sentimeter memungkinkan ular kepala tombak emas melepaskan racun sangat dalam setelah mencabik kulit mangsanya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang

Baca tentang


Terkini Lainnya
Remaja Mudah Stres karena Media Sosial? Psikolog Ungkap Pemicunya
Remaja Mudah Stres karena Media Sosial? Psikolog Ungkap Pemicunya
Wellness
Takut Berotot? Irsani Luruskan Mitos Latihan Beban untuk Perempuan
Takut Berotot? Irsani Luruskan Mitos Latihan Beban untuk Perempuan
Wellness
Efek Berbahaya Gigi Berlubang, Salah Satunya adalah Penyakit Jantung
Efek Berbahaya Gigi Berlubang, Salah Satunya adalah Penyakit Jantung
Wellness
Waspadai 7 Tanda Bos yang Toxic, Bisa Ganggu Kesehatan Mental
Waspadai 7 Tanda Bos yang Toxic, Bisa Ganggu Kesehatan Mental
Wellness
4 Cara Aman Hadapi Kekerasan Berbasis Gender Online
4 Cara Aman Hadapi Kekerasan Berbasis Gender Online
Wellness
Saat Ibu Kehilangan Diri Pasca Melahirkan, Latihan Beban Justru Menyelamatkan Irsani
Saat Ibu Kehilangan Diri Pasca Melahirkan, Latihan Beban Justru Menyelamatkan Irsani
Wellness
Ramalan Zodiak Libra di Bulan Desember, Peluang Baru Menanti
Ramalan Zodiak Libra di Bulan Desember, Peluang Baru Menanti
Wellness
Cara Cinta Laura Atasi Insecure dan Membangun Percaya Diri
Cara Cinta Laura Atasi Insecure dan Membangun Percaya Diri
Beauty & Grooming
Dampak Jangka Panjang Screen Time, dari Gangguan Fisik hingga Perilaku
Dampak Jangka Panjang Screen Time, dari Gangguan Fisik hingga Perilaku
Parenting
Sering Scroll Medsos, Remaja Jadi Mudah Mencari Validasi Menurut Psikolog
Sering Scroll Medsos, Remaja Jadi Mudah Mencari Validasi Menurut Psikolog
Wellness
Dari Body Shaming Rita Sukses Capai Berat Badan Ideal Tanpa Olahraga
Dari Body Shaming Rita Sukses Capai Berat Badan Ideal Tanpa Olahraga
Wellness
Mengapa Efek Screen Time pada Kemampuan Bahasa Anak Bisa Berbeda-beda
Mengapa Efek Screen Time pada Kemampuan Bahasa Anak Bisa Berbeda-beda
Parenting
Cinta Laura Tak Tergiur Cara Instan Dapatkan Kulit Glowing
Cinta Laura Tak Tergiur Cara Instan Dapatkan Kulit Glowing
Beauty & Grooming
Luna Maya Ungkap Efek Rutin Minum Vitamin Kulit untuk Perlambat Penuaan
Luna Maya Ungkap Efek Rutin Minum Vitamin Kulit untuk Perlambat Penuaan
Beauty & Grooming
Cerita Sari, Ibu Mertua yang Menguatkan Langkah Menantunya Jadi Ibu Bekerja
Cerita Sari, Ibu Mertua yang Menguatkan Langkah Menantunya Jadi Ibu Bekerja
Parenting
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau