Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

7 Cara Putus dari Pacar, dari Skenario Terburuk hingga Terbaik

Kompas.com, 24 Mei 2022, 12:33 WIB
Yefta Christopherus Asia Sanjaya,
Wisnubrata

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Mengakhiri suatu hubungan jelas berbeda dengan momen pertama kali mengungkapkan cinta kepada pasangan.

Karena perasaan dan situasi yang begitu emosional bisa memusingkan kita untuk mencari cara putus dari si doi.

Tak pelak kondisi tersebut membuat kita stuck dan masih terjerat dalam hubungan yang tidak diinginkan.

Nah, karena masalah satu ini sangatlah rumit tentu kita harus mengambil keputusan dengan kepala dingin.

Misalnya dengan mengetahui beberapa jurus berikut ini agar tidak terlalu kesulitan ketika akan putus dari pacar.

Apa sajakah itu?

1. Ghosting

Istilah ghosting tidak hanya digunakan oleh orang-orang menghilang saat PDKT, tapi bisa dimanfaatkan juga sebagai jurus putus.

Ghosting biasanya terjadi dalam hubungan jangka pendek yang dipengaruhi beberapa faktor.

Misalnya muncul perasaan negatif secara tiba-tiba, atau memudarnya ketertarikan dengan pacar.

Tapi, ingatlah bahwa ghosting bukanlah solusi terbaik dan umumnya dilakukan oleh mereka yang tidak berkomitmen dalam hubungan.

Alasannya adalah ghosting dapat menyebabkan mantan merasakan ketidakpastian, bertanya-tanya, dan tidak tahu apa yang salah.

Baca juga: Mengapa Ghosting Terasa Sangat Menyakitkan?

2. Orbiting

Orbiting merupakan istilah bagi orang-orang yang putus dari pacarnya tapi masih "meninggalkan jejak" setelah menghilang.

Misalnya dengan menyukai postingan Instagram, mengomentari cuitan di Twitter, atau menonton story WhatsApp.

Bisa dikatakan cara satu ini merupakan semi-ghosting yang membuat mantan menjadi sedih dan bingung.

Di sisi lain, orang-orang yang menjadi korbannya juga merasa risih dan gamon alias gagal move on.

3. Putus tanpa bertemu

Adanya aplikasi pesan instan dan media sosial memungkinkan orang-orang untuk memutuskan pacarnya tanpa bertemu.

Sama halnya dengan orbiting dan ghosting, mengatakan putus melalui pesan termasuk teknik untuk menghindar.

Cara tersebut menyebabkan korban tidak dibiarkan dalam keadaan tidak pasti tapi mereka tidak mungkin berteman dengan mantannya sekarang.

Akibatnya adalah cara itu cenderung memberikan hasil yang buruk karena menimbulkan kemarahan dan perasaan negatif.

Baca juga: Simak 5 Cara Putus dari Pasangan agar Tidak Terjadi Pertengkaran

Ilustrasi putus cinta.FREEPIK/TIRACHARDZ Ilustrasi putus cinta.

4. Memanipulasi

Jurus putus lainnya adalah mengkondisikan pasangan supaya ia mau mengakhiri hubungannya dengan kita.

Kita dapat memulai manipulasi dengan sengaja bertengkar, membuat banyak tuntutan, bersikap menjengkelkan, atau moody-an.

Beberapa orang mencoba cara lain dengan meminta break atau meminta teman-teman untuk membantu kita putus dari pasangan.

Cara tersebut sebenarnya tidak umum digunakan dan tidak dianggap sebagai bentuk perpisahan yang baik.

5. "Kamu terlalu baik"

Kalimat "Kamu terlalu baik" adalah jurus putus menggunakan nada positif tetapi seolah-olah juga menyalahkan diri sendiri.

Kalimat tersebut dapat digunakan supaya momen putus tidak begitu menyakiti hati si mantan.

Walau kalimat "Kamu terlalu baik" halus untuk didengar, ungkapan ini sebenarnya tidak masuk akal.

Karena orang-orang malah berkeinginan putus di kala pasangannya memiliki sisi yang positif.

Jurus ini lebih umum digunakan oleh mereka yang merasa gelisah dan tidak menutup pintu untuk balikan di kemudian hari.

Baca juga: Jangan Ragu Minta Putus jika 13 Hal Ini Terjadi

6. Berbicara langsung dan terbuka

Mengucapkan "putus" memang tidak mudah. Tapi, kalau kita masih menghargai perasaan pasangan maka ungkapkan keinginan ini secara langsung dan terbuka.

Walau permintaan kita awalnya sulit diterima, tetapi percakapan yang terbuka bisa menghasilkan hasil yang menguntungkan.

Percakapan terbuka juga dianggap sebagai strategi penuh cinta, melibatkan kejujuran, dan selaras dengan strategi putus yang ideal.

Dengan begitu, mantan sulit untuk marah apabila kita menggunakan pendekatan ini.

7. Memutuskan secara bersama

Ketika pasangan menyadari bahwa hubungan mereka sudah berada di ujung tanduk, kondisi ini sebenarnya menguntungkan.

Karena kedua belah pihak dapat memutuskan untuk mengakhiri hubungan secara bersama-sama.

Mereka yang menempuh cara itu diuntungkan karena merasakan lebih banyak emosi positif dan lebih sedikit penyesalan walau hubungan berakhir.

Baca juga: Pacarmu Terlihat Bosan, Putus atau Lanjut? Lakukan Dulu 3 Hal Ini

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau