KOMPAS.com - Pernahkah kamu merasa bersalah, stres dan serasa kehilangan self-esteem (harga diri) akibat menjadi korban ghosting setelah kencan dengan pasangan dari aplikasi kencan?
Jika iya, tenang saja. Kamu tidak perlu merasa bersalah karenanya, meski itu normal.
Menurut Darcy Sterling, terapis asal New York sekaligus host untuk acara "Famously Single," sangat normal untuk mengira kita melakukan kesalahan saat si dia menghilang tanpa alasan.
"Ketika seseorang menjadi korban ghosting, mereka akan merasa seperti sampah atau hanya pengganti.” kata Sterling pada Insider.
“Lalu, karena tidak ada percakapan dengan si dia sama sekali, mereka akan bertanya-tanya dan berasumsi apa salahnya sehingga mereka di-ghosting,” tambahnya.
Baca juga: Populer di Dunia Kencan, Apa itu Ghosting?
Menurut Sterling, lamanya romansa tidak menentukan seberapa sakitnya ghosting.
Sebaliknya, potensi yang dilihat dalam suatu hubungan dan self-esteem seseorang lah yang menentukan seberapa besar dampak ghosting.
Terapis dari Tribeca Therapy Kelly Scott pun mengatakan hal serupa.
Menurutnya, jika seseorang yang sempat berjuang menghadapi self-esteem di masa lalu menjadi korban ghosting, dia akan lebih sulit melupakan pengalaman itu jika dibandingkan dengan seseorang yang memiliki self-esteem lebih tinggi.
"Itu bisa membawa seseorang ke sebuah “lubang” dan mempertanyakan harga dirinya,” kata Sterling.
Baca juga: Kecemasan Tingkatkan Peluang Seseorang Jadi Korban Ghosting
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.