KOMPAS.com - Bagi orangtua yang memiliki balita, mengajarkan potty training sebelum benar-benar menggunakan toilet sangatlah penting.
Hal ini mungkin juga menjadi momen bersejarah perkembangan anak setelah mereka biasanya memakai popok.
Meski begitu, tidak semua balita dapat dengan mudah melakukan potty training dan buang air besar (BAB) di potty chair atau pispot, sehingga mereka cenderung akan menahan pup.
Baca juga: Cara Jitu Mengajarkan Toilet Training pada Balita
"Menahan tinja, di mana seorang anak menghindari buang air besar, adalah masalah umum yang kita temui,” kata ahli gastroenterologi anak, Dr Deborah Goldman, MD.
"Jadi penting bagi orangtua untuk segera mengatasi masalah ini agar tidak menyebabkan masalah lain di kemudian hari," sambung dia.
Goldman juga mengungkapkan, perilaku menahan BAB lebih sering terjadi pada anak laki-laki, tetapi setiap anak mungkin mulai menahan BAB kapan saja selama proses potty training.
Untungnya, Goldman memiliki beberapa trik yang bisa dibagikan untuk orangtua.
American Academy of Pediatrics merekomendasikan metode potty training yang berorientasi pada balita.
Mulailah ketika balita menunjukkan tanda-tanda kesiapan (umumnya setelah usia 18 bulan).
Tanda-tanda kesiapan dapat mencakup beberapa hal seperti balita meminta untuk menggunakan pispot, menunjukkan minat untuk mengenakan pakaian dalam anak besar, atau memberi tahu kita kapan popok mereka perlu diganti.
Baca juga: Perhatikan Sinyal Si Kecil Siap untuk Toilet Training
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.