Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 24/09/2022, 16:43 WIB
Ryan Sara Pratiwi,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kesetaraan gender saat ini tampaknya membuat peluang perempuan untuk memasuki dunia bisnis semakin terbuka lebar.

Bahkan, perempuan juga dinilai memiliki peran yang penting dalam membangun ekosistem bisnis inklusif atau yang bernilai secara sosial.

Melalui program BISA dan Better Life Farming, perusahaan yang bergerak di bidang kesehatan dan pertanian, Bayer, pun meningkatkan keterlibatan para perempuan untuk berpartisipasi dalam usaha kecil dan menengah (UMKM).

Managing Director dan CFO Bayer Asean, Ernst Coppens mengatakan, dari 600 Better Life Farming Center yang terbentuk, 103 kios di antaranya dipimpin oleh perempuan, dengan rata-rata penjualan meningkat hingga 35 persen per tahun.

"Jadi, sekitar 25 persen dari UMKM yang kami bina itu dioperasikan oleh perempuan. Di mana perempuan memainkan peranan kunci di dalam membuat better life farming menjadi lebih sukses."

Demikian penuturan Ernst Coppens dalam konferensi pers yang berlansung di Labuan Bajo, NTT, Jumat (23/9/2022).

Selain itu, dalam program tersebut, Bayer juga memberikan pelatihan kepada pengusaha maupun petani perempuan dengan pendekatan yang netral gender.

"Seperti ilmu pengetahuan mengenai serangan hama dan segala macam yang berhubungan dengan pengetahuan pertanian secara umum tentunya diberikan secara merata dan sama," ungkap Ernst.

Edukasi kesehatan dan penanggulangan stunting

Untuk meningkatkan pengusaha dan petani perempuan yang lebih baik, Bayer juga melengkapi programnya dengan komponen kesehatan reproduksi dan edukasi mengenai penanggulangan stunting di daerah yang angka stuntingnya terbilang tinggi, seperti di NTT.

Berdasarkan data yang dihimpun Bayer per September 2022, daerah di Belu, Kupang, NTT, memiliki prevalensi stunting yang cukup tinggi yakni sekitar 23,4 persen.

Hal itu disebabkan karena pengetahuan tentang kesehatan reproduksi dan penanggulangan stunting yang masih sangat rendah, sehingga Bayer perlu melakukan intervensi yang bekerja sama dengan bidan-bidan desa setempat.

"Karena stunting itu adalah masalah yang sangat panjang dan kompleks, fokus kami di daerah ini utamanya adalah meningkatkan kemampuan dan kesadaran terkait stunting kepada masyarakat, terutama perempuan," ungkap President Director Bayer Indonesia, Kinshuk Kunwar.

Untuk langkah-langkah edukasi stunting, Kinshuk mengatakan, Bayer telah mengikuti standar dari modul yang sudah diatur oleh pemerintah.

"Semua perusahaan yang memiliki program atau inisiatif anti stunting itu dikoordinasikan di bawah Bappenas. Modulnya juga dibuat oleh Fakultas Kesehatan Masyarakat UI yang ada masukan dari Promkes Kemenkes," kata Kinshuk.

"Ada enam modul yang berisi tentang edukasi kesehatan dan penanggulangan stunting, tetapi beberapa di antaranya menyoroti hal penting seperti mencegah anemia dan pemenuhan gizi seimbang," ujar dia.

Di samping itu, pendidikan berbasis ilmiah pun dilakukan agar masyarakat lebih memahami tentang mikronutrisi dan makronutrisi.

"Komposisi nutrisi juga kami edukasi tapi tidak spesifik komoditas lokalnya apa. Yang penting standar pengetahuannya sudah benar, lalu variasi sumber gizinya seperti apa itu bisa di level selanjutnya," imbuh dia.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com