KOMPAS.com - Komeng jadi sorotan karena candaan yang dianggap tidak pantas dalam postingan duka Abdel.
"Semoga almarhumah mendapatkan tempat yang terbaik di sisi Allah. Sabar ya pak Aab, ane pernah ngerasain dulu anak ane yang cewek, sampai gak makan ane (emang bini ane gak masak sih)," tulis Komeng di kolom komentar.
Baca juga: Putri Abdel Achrian Meninggal Dunia
Sejumlah warganet menudingnya tidak berempati kepada rekan komediannya yang sedang bersedih karena kematian putri itu.
???? klian punya seseorang yang kek komeng gini ga di real life? Yang dari pada cuma ngatain "semangat ya" "sabar ya", seseorang itu pake cara sendiri untuk menghibur disaat dibutuhkan? pic.twitter.com/d6Ci8AcTP6
— Tanyarl ???? (@tanyakanrl) April 12, 2023
Namun ada juga yang membelanya dengan mengatakan itu adalah cara uniknya dalam memberikan perhatian kepada Abdel.
Terlebih lagi, Komeng juga pernah mengalami tragedi serupa ketika anak perempuannya meninggal dunia tahun 2016 lalu.
Baca juga: Komeng Sedih Ceritakan Kepergian Putrinya hingga Ungkap Hadiah Terakhir
Humor yang disampaikan Komeng kepada Abdel mungkin memang terasa tidak pantas bagi sebagian orang.
Meski demikian, kita tidak bisa menudingnya semata sebagai hal yang buruk tanpa memertimbangkan hubungan persahabatan keduanya.
Dalam kasus tertentu, humor yang disampaikan dalam suasana duka nyatanya terbukti bermanfaat secara emosional maupun fisik.
Baca juga: 9 Kalimat yang Sebaiknya Dihindari pada Teman yang Berduka
Donna Wilson seorang profesor keperawatan di University of Alberta, Kanada, baru-baru ini menerbitkan temuan studi kualitatif terkait hal itu.
Menurutnya, humor dapat memicu saat-saat kesedihan yang mendalam bagi individu yang tengah kehilangan orang tercinta namun juga membantu dalam proses pemulihan.
"Kuncinya - seperti biasa dengan humor - adalah waktu, plus Anda harus mengenal audiens Anda," kata Wilson, yang juga asisten profesor kedokteran dan asisten profesor di University of Limerick, Irlandia.
Baca juga: Seperti Ridwan Kamil, Cara bagi Orangtua Hadapi Duka Ditinggal Anak
Ia melakukan wawancara mendalam dengan 10 orang Kanada paruh baya dan lebih tua yang telah kehilangan orangtua, anak, saudara kandung atau pasangan dalam dua tahun terakhir untuk menggali pengalaman kehilangan dan penyembuhannya.
Sebanyak 7 dari 10 subjek mengidentifikasi humor sebagai pemicu kesedihan, terutama jika orang yang mereka cintai juga menikmati humor.
Akan tetapi, delapan orang mengaku humor membantu pemulihan mereka dari duka tersebut, hal yang mengejutkan para peneliti.
Pasalnya, tidak banyak literatur yang mendukung hal ini khususnya terkait kematian.