Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Komentar Komeng dan Manfaat Humor untuk Menghadapi Duka

Kompas.com, 12 April 2023, 11:38 WIB
Sekar Langit Nariswari

Penulis

KOMPAS.com - Komeng jadi sorotan karena candaan yang dianggap tidak pantas dalam postingan duka Abdel.

"Semoga almarhumah mendapatkan tempat yang terbaik di sisi Allah. Sabar ya pak Aab, ane pernah ngerasain dulu anak ane yang cewek, sampai gak makan ane (emang bini ane gak masak sih)," tulis Komeng di kolom komentar.

Baca juga: Putri Abdel Achrian Meninggal Dunia

Sejumlah warganet menudingnya tidak berempati kepada rekan komediannya yang sedang bersedih karena kematian putri itu.

Namun ada juga yang membelanya dengan mengatakan itu adalah cara uniknya dalam memberikan perhatian kepada Abdel.

Terlebih lagi, Komeng juga pernah mengalami tragedi serupa ketika anak perempuannya meninggal dunia tahun 2016 lalu.

Baca juga: Komeng Sedih Ceritakan Kepergian Putrinya hingga Ungkap Hadiah Terakhir

Berkaca dari komentar Komeng, manfaat humor dalam suasana duka

Humor yang disampaikan Komeng kepada Abdel mungkin memang terasa tidak pantas bagi sebagian orang.

Meski demikian, kita tidak bisa menudingnya semata sebagai hal yang buruk tanpa memertimbangkan hubungan persahabatan keduanya.

Dalam kasus tertentu, humor yang disampaikan dalam suasana duka nyatanya terbukti bermanfaat secara emosional maupun fisik.

Baca juga: 9 Kalimat yang Sebaiknya Dihindari pada Teman yang Berduka

Donna Wilson seorang profesor keperawatan di University of Alberta, Kanada, baru-baru ini menerbitkan temuan studi kualitatif terkait hal itu.

Menurutnya, humor dapat memicu saat-saat kesedihan yang mendalam bagi individu yang tengah kehilangan orang tercinta namun juga membantu dalam proses pemulihan.

"Kuncinya - seperti biasa dengan humor - adalah waktu, plus Anda harus mengenal audiens Anda," kata Wilson, yang juga asisten profesor kedokteran dan asisten profesor di University of Limerick, Irlandia.

Baca juga: Seperti Ridwan Kamil, Cara bagi Orangtua Hadapi Duka Ditinggal Anak

Abdel Achrian dalam jumpa pers Festival Pesta Pora di kawasan SCBD, Jakarta Selatan, Selasa (28/6/2022).Kompas.com/Revi C Rantung Abdel Achrian dalam jumpa pers Festival Pesta Pora di kawasan SCBD, Jakarta Selatan, Selasa (28/6/2022).

Ia melakukan wawancara mendalam dengan 10 orang Kanada paruh baya dan lebih tua yang telah kehilangan orangtua, anak, saudara kandung atau pasangan dalam dua tahun terakhir untuk menggali pengalaman kehilangan dan penyembuhannya.

Sebanyak 7 dari 10 subjek mengidentifikasi humor sebagai pemicu kesedihan, terutama jika orang yang mereka cintai juga menikmati humor.

Akan tetapi, delapan orang mengaku humor membantu pemulihan mereka dari duka tersebut, hal yang mengejutkan para peneliti.

Pasalnya, tidak banyak literatur yang mendukung hal ini khususnya terkait kematian.

Halaman:


Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau