Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cinta Laura dan Putri Marino Bawa Budaya Indonesia ke Cannes Film Festival 2023

Kompas.com, 23 Mei 2023, 17:42 WIB
Ryan Sara Pratiwi,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

Ada penata rias selebriti Bubah Alfian dan Aditya, serta desainer terkemuka seperti Tex Saverio, Hian Tjen, Maison Met – Mety Choa, Jacob Wil, Toton, dan Soe Jakarta.

Selain menciptakan makeup look yang cantik dan flawless, tampilan busana yang akan dikenakan oleh Cinta Laura Kiehl dan Putri Marino juga tidak lepas dari sentuhan budaya Indonesia.

Fashion stylist dan fashion director dari Krama Creative Consultant, Yoland Handoko, yang dipercaya untuk membuat konsep tampilan kedua aktris tersebut.

Baca juga: Anggun C Sasmi Bergaun Glamor Saat Premiere Top Gun di Festival Cannes

Yoland kemudian membentuk tim yang terdiri dari enam perancang busana, fashion, dan label aksesori untuk mengeksplorasi lebih dalam budaya Indonesia.

Mereka mengambil inspirasi dari berbagai referensi arca, gaya busana kerajaan masa lampau, cerita rakyat, serta kain wastra warisan budaya Nusantara.

Inspirasi itu kemudian dikurasi menjadi dua konsep,  "The Modern Day Indonesian Deity" untuk Cinta Laura Kiehl dan "The New Regal" untuk Putri Marino.

Menurut Yoland, dari dua konsep tersebut masing-masing memiliki empat tema besar yang tetap membawa sentuhan tradisional budaya Indonesia, dipadukan dengan unsur modernitas.

"Saya mempersilakan para desainer untuk bebas berkreasi dengan tema yang ada. Untuk bahan-bahannya pun mereka bisa pakai kain wastra Indonesia atau lurik," terangnya.

"Misalnya, untuk tampilan Cinta Laura Kiehl, saya ingin dia terlihat seperti goddess atau bidadari di red carpet dengan bustier dari kain lurik jawa yang pattern-nya geometrical supaya tetap modern.

Baca juga: Simak, Tutorial Make Up ala Raline Shah di Festival Film Cannes

"Sementara itu, untuk busana Putri Marino, saya mengusung tema yang terinspirasi dari kemewahan para ratu di kerajaan Indonesia pada zaman dulu," jelas dia.

Pendiri sekaligus creative director dari Soe Jakarta, Monique Natalia juga menambahkan, tema yang mengangkat budaya Indonesia ini sangat sesuai dengan semangat Soe Jakarta.

"Kalau kerajaan sendiri kan banyak tuh prosesi upacaranya, jadi saya mulai melihat bahan kain dari Indonesia yang biasanya dipakai untuk prosesi upacara," kata Monique.

"Salah satunya yang menurut saya lumayan cocok untuk tema ini adalah tenun Baduy yang biasanya dipakai oleh suku Baduy luar untuk prosesi upacara, yang dipadukan dengan motif geometric agar bisa menjadi sesuatu yang sangat modern."

"Nah, dari situ saya memadukannya lagi dengan cut out yang agak arch, agak terlihat seperti bentuk candi dengan aksen organsa yang pada saat Putri Marino nanti bergerak, itu ikut bergerak juga bersama dia," imbuh dia.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang

Halaman:


Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau