Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bukan ke Medsos, Komunikasi Terbuka Jadi Cara Atasi Perselingkuhan

Kompas.com, 2 Januari 2024, 15:06 WIB
Dinno Baskoro,
Ni Nyoman Wira Widyanti

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Belakangan ini, marak terjadi kasus perselingkuhan yang terbongkar di media sosial. Tak dipungkiri, langkah ini terlihat sebagai cara efektif bagi korban  perselingkuhan guna memberi efek jera kepada si peselingkuh.

Namun sebetulnya, menyebarkan masalah internal, misalnya perselingkuhan, di media sosial dapat berdampak signifikan bagi yang terlibat dan masyarakat yang menerima informasi itu.

Baca juga: 5 Fase Emosional Pelaku Perselingkuhan Usai Kebohongannya Terbongkar 

"Mengumbar di media sosial itu perlu dipikirkan kembali dampaknya, apakah memang membuatnya jera atau malah memperburuk masalahnya," kata psikolog klinis dari situs konseling daring yang berbasis di Jakarta, Ikhsan Bella Persada, M. Psi.

Menurut Ikhsan, masalah perselingkuhan dapat terselesaikan dengan baik jika pasangan menenangkan diri terlebih dahulu dan agar tidak melakukan hal yang ceroboh.

Saat sudah bisa menenangkan diri, mereka dapat melihat lebih jernih apakah hubungan pernikahan ini masih bisa diperbaiki atau harus berakhir dengan mempertimbangkan faktor-faktor yang terjadi.

Sebab, bukan tidak mungkin masalah yang terlanjur menjadi konsumsi publik dapat membuat situasi menjadi lebih buruk dan kondisinya jadi sulit dikendalikan.

"Setiap keputusan itu pasti ada positif dan negatifnya, namun jika tujuannya hanya untuk membuat efek jera maka harus pertimbangkan juga konsekuensinya," tambahnya.

Baca juga: Manfaat Cuddling dalam Hubungan, Bisa Cegah Pasangan Selingkuh 

Komunikasi terbuka jadi kunci atasi perselingkuhan

Ilustrasi pasangan komunikasi terbuka untuk mengatasi masalah perselingkuhanUnsplash Ilustrasi pasangan komunikasi terbuka untuk mengatasi masalah perselingkuhan

Mengingat ada dampak dari aib yang disebarkan ke media sosial, Ikhsan menyebutkan, komunikasi terbuka dengan pasangan dapat menjadi cara efektif dalam menyelesaikan berbagai masalah hubungan.

Dalam hal ini, masalah hubungan tersebut termasuk perselingkuhan. 

"Komunikasi memang jadi salah satu cara terbaik. Terlebih ketika sama-sama sudah menenangkan diri sehingga diharapkan pikirkan yang jernih dapat membantu melihat permasalahan lebih obyektif," jelasnya.

Baca juga: Berbagai Alasan Mengapa Kamu Mimpi Pasangan Selingkuh

Ilustrasi selingkuhpexels.com Ilustrasi selingkuh

Bagi pasangan yang mungkin mengalami hal serupa, mendorong komunikasi secara terbuka dengan pasangan bisa dilakukan dengan beberapa langkah sebagai berikut:

  • Emotional awareness (kesadaran emosional)

Memerhatikan emotional awareness atau kesadaran mengelola emosi memungkinkan pasangan untuk saling berkomunikasi tanpa perasaan takut seperti dihakimi atau terjadinya kesalahpahaman.

Langkah ini melibatkan kemampuan mengendalikan emosi untuk saling memahami kondisi satu sama lain.

Jika belum bisa memproses emosi dengan baik, memberikan ruang dan jarak pada pasangan dapat menjadi langkah efektif.

"Kalau kita belum bisa memproses emosi kita, kita cenderung fokus hanya untuk menyalurkan emosi negatif saja ketimbang fokus pada permasalahan yang ada," tutur Ikhsan.

Baca juga: Beda Alasan Laki-laki dan Perempuan Selingkuh, Seperti Apa?

  • Belajar mendengarkan

Ilustrasi pasangan.Dok. Unsplash/Etienne Boulanger Ilustrasi pasangan.

Komunikasi terbuka juga melibatkan kesiapan untuk mendengar dari sudut pandang pasangan.

Terkadang mungkin seseorang hanya ingin didengarkan. Namun, dengan mendengarkan dari sudut pandang pasangan, mungkin dapat menemukan akar permasalahan yang terjadi dalam hubungan.

Mungkin saja, dengan berkomunikasi secara terbuka, pasangan dapat bekerja sama untuk melihat faktor pemicu perselingkuhan.

Ini bisa termasuk kurangnya perhatian, masalah emosional, atau masalah lain dalam hubungan.

Baca juga: 11 Tanda Tak Terduga Pasangan Selingkuh

  • Fokus pada solusi

Fokus pada apa yang bisa dilakukan untuk mencari solusi dapat membantu masalah hubungan bisa terselesaikan dengan baik.

Hal ini pun memungkinkan pasangan bisa membangun kembali kepercayaan atau mencari bantuan profesional jika diperlukan.

"Jika kita masih membawa-bawa masalah yang lalu maka kita akan sulit untuk melihat realitas dari situasi masalah saat ini," pungkasnya.

Baca juga: Haruskah Beri Kesempatan Kedua Saat Pasangan Selingkuh? 

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau