Uraikan lika-liku Anda mengasuh anak jadi lebih simpel
Kenali soal gaya asuh lebih apik lewat konsultasi Kompas.com
KOMPAS.com - Periode menyusui seharusnya menjadi momen berharga bagi seorang ibu untuk membangun ikatan dengan anaknya.
Namun, penelitian dari Health Collaborative Center (HCC) mengungkapkan fakta mengejutkan, yaitu enam dari 10 ibu menyusui di Indonesia merasa tidak bahagia.
Menurut pendiri Health Collaborative Center (HCC) Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi, MKK, FRSPH, ketidakbahagiaan ketika menyussui menjadi salah satu hal yang mendasari para ibu di Indonesia untuk melakukan pemeriksaan kesehatan mental.
"Kenapa kemudian ibu-ibu mau memanfaatkan momentum memeriksaan kesehatan mentalnya? Karena termasuk kontributornya atau banyaknya itu datang dari ibu-ibu yang dalam periode menyusui," ujarnya dalam Podcast Kompas Lifestyle, Ruang keluarga yang bertajuk Banyak Ibu Rumah Tangga Alami Masalah Jiwa yang tayang Minggu (22/12/2024).
Baca juga:
Ketidakbahagiaan ini bukan hanya dialami selama enam bulan pertama menyusui, tetapi juga oleh ibu yang berusaha memberikan ASI eksklusif hingga dua tahun.
Salah satu penyebab utama ketidakbahagiaan ini adalah kurangnya dukungan dari suami.
Penelitian menunjukkan bahwa banyak ibu merasa menjalani masa menyusui seorang diri tanpa adanya dukungan emosional maupun fisik dari pasangan.
"Jadi, enam hingga delapan ibu Indonesia yang tidak bahagia selama menyusui, sesimpel mereka nggak merasa mendapatkan dukungan dari suami," ungkap Ray.
Banyak suami yang beranggapan bahwa tugas mereka hanya mencari nafkah, sementara pengasuhan anak dan urusan rumah tangga sepenuhnya menjadi tanggung jawab ibu.
Padahal, peran ayah dalam parenting sangat penting, serta merupakan tugas bersama yang membutuhkan kesetaraan antara ayah dan ibu.
"Fungsi parenting, fungsi pola asuh, itu bukan domain eksklusif ibu. Ayah juga, dong," tegas Ray.
Baca juga:
Ketika ayah tidak terlibat, ibu seringkali merasa terbebani dan terisolasi dalam menjalankan perannya.
Padahal, menyusui bukan sekadar memberikan susu kepada anak, tetapi juga melibatkan proses hormonal yang kompleks.
Hormon prolaktin dan oksitosin, yang bertanggung jawab dalam produksi ASI, sangat dipengaruhi oleh kondisi emosional ibu.
"Hormon itu punya mekanisme umpan balik. Hormon akan keluar dengan banyak, kalau hormon kebahagiaan itu juga keluar dengan baik," jelas Ray.